Kisah CIA dan KMT yang Berusaha 'Menggagalkan' KAA 1955 di Bandung

Peringatan 60 Tahun KAA

Kisah CIA dan KMT yang Berusaha 'Menggagalkan' KAA 1955 di Bandung

- detikNews
Senin, 20 Apr 2015 13:06 WIB
Foto ilustrasi.
Jakarta - Bandung, 21 April 1955. Konferensi Asia Afrika memasuki hari keempat. Di salah satu sudut ruangan Perdana Menteri Ali Sastroamidjojo menerima nota rahasia dari koleganya, Perdana Menteri Cina Zhou Enlai. Nota itu disampaikan melalui Sekjen Konferensi Roeslan Abdulgani.

Isinya, Zhou meminta perhatian pemerintah Indonesia karena berdasarkan laporan intelijen kedutaannya di Jakarta, ada gerak-gerik mencurigakan dari sekelompok orang Cina anggota Kuo Min Tang (KMT). Kou Min Tang (KMT) adalah lawan bebuyutan Partai Komunis Cina. Saat melawan pemerintah Cina, KMT disebut banyak mendapat dukungan dari dunia Barat.

Kembali ke nota untuk PM Ali Sastroamidjojo. Menurut nota resmi tersebut, tokoh-tokoh KMT dari seluruh Indonesia sudah berkumpul di suatu tempat di Bandung. β€œMereka pura-pura mengunjungi pesta perkawinan dari anak salah satu pedagang besar Cina di Bandung,” tulis Ali di halaman 507 memoarnya, 'Tonggak-tonggak di Perjalananku'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dalam pesta tersebut beberapa pistol dengan alat peredam dibagikan. Tujuannya adalah untuk membunuh Perdana Menteri Zhou Enlai.

Pemerintah Indonesia pun menindaklanjuti nota rahasia itu. Pasalnya keselamatan diri para anggota delegasi KAA menjadi tanggung jawab pemerintah RI.

Menteri Ali segera menggelar rapat dengan para penanggung jawab keamanan di Jawa Barat (Jabar). Hadir dalam rapat tersebut Gubernur Jabar Sanusi Hardjadinata, Jenderal AE Kawilarang, Kepala Polda, dan Kepala CPM Kolonel Rusli.

Ali menginstruksikan mereka untuk memperketat penjagaan keselamatan Zhou. Dia juga menginstruksikan supaya orang-orang Cina yang sedang berpesta itu diawasi polisi sedemikian rupa agar tidak bisa menjalankan gerak-gerik yang mencurigakan.

Selain Kou Min Tang, Amerika Serikat yang menyokong Chiang Kai Sek di Taiwan juga pernah merancang sebuah operasi untuk membunuh Zhou Enlai saat menghadiri KAA di Bandung.

Rencana operasi oleh CIA itu baru terkuak pada 1977 ketika William Corson, purnawirawan perwira di korps marinir Amerika Serikat yang bertugas di Asia menerbitkan "Armies of Ignorance". Dia mengidentifikasi target operasi CIA yang cuma disebut seorang "pemimpin Asia Timur" yang menghadiri KAA pada 1955 tak lain adalah Zhou Enlai.

Kisah lain tentang hubungan Sukarno dengan PM Zhou Enlai bisa dibaca di majalah detik edisi 177.


(erd/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads