Menurut para diplomat seperti dilansir kantor berita AFP, Selasa (14/4/2015), draf resolusi ini diajukan oleh Yordania dan negara-negara Teluk. Namun draf ini bisa digagalkan oleh Rusia yang memiliki hak veto mengingat Rusia memiliki hubungan yang sangat erat dengan Iran, sekutu Houthi.
Draf resolusi ini merupakan langkah resmi pertama yang diajukan untuk divoting Dewan Keamanan PBB, sejak koalisi Arab Saudi memulai serangan udara terhadap Houthi di Yaman pada 26 Maret lalu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebelumnya, sejumlah perubahan pada draf resolusi tersebut disetujui pada Senin, 13 April setelah beberapa minggu negosiasi untuk menambahkan permintaan Rusia soal penghentian serangan demi kemanusiaan, serta seruan bagi semua pihak untuk menghentikan kekerasan.
Jika resolusi ini disetujui DK PBB, maka pemimpin Houthi Abdulmalik al-Huthi dan Ahmed, putra mantan presiden Yaman, Ali Abdullah Saleh akan masuk dalam daftar sanksi. Mereka akan terkena larangan bepergian internasional dan pembekuan aset-aset.
Sebelumnya pada November 2014 lalu, DK PBB menjatuhkan sanksi terhadap mantan presiden Ali Abdullah Saleh dan dua komandan militer Houthi, Abd al-Khaliq al-Huthi dan Abdullah Yahya al-Hakim. Sanksi ini sebagai hukuman bagi Houthi karena telah menguasai Sanaa beberapa waktu lalu.
(ita/ita)