Oleh karena itu, Sekjen Federasi Serikat Guru Indonesia (FSGI) Retno Listyarti menegaskan UN masih dilakukan dengan cara lama, yaitu paper test. Walau begitu, sebagian siswa yang menjalani UN berbasis komputer diketahui khawatir jika listrik padam.
"Dampak yang ikut berbasis komputer itu hanya 585 sekolah se-Indonesia. Di Jakarta sendiri dari 117 SMA, yang ikut hanya 3 sekolah. Jadi lebih banyak paper test daripada berbasis komputer," kata Retno saat dihubungi, Minggu (12/4/2015) malam.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Retno menambahkan, sebagai salah satu pengajar, dirinya mendukung UN bukan penentu kelulusan siswa. Ia pun mendapatkan laporan dari para siswa yang merasa bebannya berkurang karena UN tidak lagi menentukan kelulusan.
"Ketika UN bukan penentu kelulusan ya beban anak-anak berkurang," ujar Retno.
(vid/bpn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini