'Nyanyian' para burung dengan cuitan yang begitu nyaring seakan menyambut kehadiran tim Ekspedisi NKRI 2015. Burung penuh warna itu terbang rendah menyentuh air yang mengalir di sungai kecil itu. Hutan ini terletak di kawasan Madapangga, Kabupaten Bima, NTB.
Burung berwarna biru dengan paruh merah menyala itu tampak mencari mangsa di dalam air. Matanya tajam menembus air yang jernih.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Perempuan yang akrab disapa Sita ini mengatakan, burung Raja Udang Meninting merupakan salah satu burung yang dilindungi. Burung bernama ilmiah Alcedo Meninting tersebut merupakan salah satu indikator ekosistem yang masih terjaga.
Di atas batu-batu sungai terlihat capung jarum berwarna cokelat tengah bertengger. Capung tersebut, kata Sita, juga merupakan salah satu indikator keterjagaan ekosistem.
"Kehidupan dia (capung jarum) sangat tergantung dengan air. Telurnya biasanya tersembunyi di balik batu-batu ini," kata Sita sambil menunjuk batu yang menonjol sebagian di permukaan air.
Hutan yang dikelola Balai Konservasi dan Sumber Daya Alam (BKSDA) tersebut masih terasa begitu asri. Kupu-kupu beragam warna terlihat beterbangan bebas. Katak-katak berloncatan di atas tanah yang gembur.
Monyet-monyet berlompatan di antara dahan-dahan pohon yang tinggi dan lebat. Mereka saling berebutan menyantap makanan yang dilemparkan oleh tim ekspedisi.
Saat asyik melakukan pengamatan fauna, tiba-tiba hujan deras mengguyur kawasan tersebut. Binatang-binatang itu langsung bersembunyi di balik pohon.
"Biasanya kalau sudah jam segini, fauna nggak keluar lagi. Mereka persiapan istirahat malam," ujar Sita.
Tim juga bergegas untuk mendirikan tenda. Hawa di dalam kawasan hutan hujan tropis ini terasa semakin dingin saat hujan mengguyur.
(kff/fdn)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini