"Persiapannya belum bagus. UN itu kan harus disiapkan anaknya, perlengkapannya, termasuk gurunya. Nanti jangan sampai anak dirugikan karena peralatannya yang tidak bagus, menjadi kendala, kemudian hasilnya tidak baik," ujar Ketum PB PGRI Sulistyo usai bertemu Presiden Jokowi di Kantor Presiden, Jl Veteran, Jakarta, Senin (6/4/2015).
"Kami sudah mengingatkan kalau belum siap menggunakan manual saja dulu. Baru tahun depan ditata dan siapkan. Dan pemerintah juga konsekuen menyediakan peralatannya. Jangan sampai, siapa yang sudah siap, jangan begitu," lanjutnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Karena anak-anak ini, saya dapat informasi, banyak yang masih mengkhawatirkan, persoalan listrik, alat yang tidak bagus, tentu anak tidak boleh dikorbankan. PGRI menerjunkan tim pemantau untuk sekolah yang melakukan ujian online ini agar sekolah tidak dirugikan," paparnya.
Sulistyo menyarankan agar tahun ini pemerintah sebaiknya tetap menjalankan UN secara manual. Pemerintah juga harus mengambil langkah cepat jika nantinya timbul persoalan dengan UN komputer ini.
"Kalau terjadi kendala, pemerintah harus segera mengambil langkah-langkah, kalau perlu ujian ulang dengan cara manual. Jangan mengambil resiko kepada peserta didik," tutupnya.
(mpr/jor)