Serba-serbi UN Berbasis Komputer

Serba-serbi UN Berbasis Komputer

- detikNews
Jumat, 03 Apr 2015 11:14 WIB
Serba-serbi UN Berbasis Komputer
​Uji coba UN CBT di SMA 78 Jakarta (Foto: Septiana Ledysia/detikcom)
Jakarta - Mulai tahun 2015 ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) melaksanakan Ujian Nasional (UN) berbasis komputer (Computer Based Test/CBT) untuk tingkat SMP hingga SMA/SMK. Bagaimana serba-serbi UN berbasis komputer itu?

​Uji coba UN CBT di SMA 78 Jakarta (Foto: Septiana Ledysia/detikcom)

1. Jumlah Sekolah

Uji coba UN CBT di SMA 30 Jakarta ​(Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
"UN berbasis komputer, ini adalah perintis untuk tahun ini untuk sekolah-sekolah yang sudah siap dulu," jelas Kepala Pusat Penelitian dan Penilaian Pendidikan Kemendikbud, Prof Ir Nizam.

Dalam jumpa pers tentang Ujian Nasional 2015 di Kemendikbud, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (29/1/2015).

Dipaparkan Nizam, tidak ada perbedaan soal antara UN memakai kertas dengan komputer, kecuali alat untuk mengerjakan UN.

Soal UN nanti semuanya adalah model pilihan ganda. Jumlah sekolah yang mengikuti UN CBT ini adalah 585 sekolah SMP dan SMA/SMK se-Indonesia.

"Jadi 585 ini sebagai awal, kalau berjalan baik, tahun depan kita bisa lebih besar," jelas Mendikbud Anies Baswedan di sela meninjau uji coba UN berbasis komputer di SMAN 1 Depok, Jl Nusantara Raya, Depok, Jawa Barat, Kamis (2/4/2015).

1. Jumlah Sekolah

Uji coba UN CBT di SMA 30 Jakarta ​(Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
"UN berbasis komputer, ini adalah perintis untuk tahun ini untuk sekolah-sekolah yang sudah siap dulu," jelas Kepala Pusat Penelitian dan Penilaian Pendidikan Kemendikbud, Prof Ir Nizam.

Dalam jumpa pers tentang Ujian Nasional 2015 di Kemendikbud, Jl Jenderal Sudirman, Jakarta Pusat, Kamis (29/1/2015).

Dipaparkan Nizam, tidak ada perbedaan soal antara UN memakai kertas dengan komputer, kecuali alat untuk mengerjakan UN.

Soal UN nanti semuanya adalah model pilihan ganda. Jumlah sekolah yang mengikuti UN CBT ini adalah 585 sekolah SMP dan SMA/SMK se-Indonesia.

"Jadi 585 ini sebagai awal, kalau berjalan baik, tahun depan kita bisa lebih besar," jelas Mendikbud Anies Baswedan di sela meninjau uji coba UN berbasis komputer di SMAN 1 Depok, Jl Nusantara Raya, Depok, Jawa Barat, Kamis (2/4/2015).

2. Sistem Ujian

Perlu ditekankan, meski memakai komputer, UN ini tidak online, alias tidak tersambung langsung dengan server Kemendikbud saat siswa mengerjakan soal.

Komputer siswa hanya akan tersambung ke server milik sekolah dan tak sampai ke server pusat. Server sekolah akan disikronisasi ke server Kemendikbud bila semua siswa telah mengerjakan semua soal UN.

Karena jumlah komputer tidak sebanyak jumlah siswa yang mengikuti UN, maka sekolah menerapkan sistem shift untuk UN CBT ini.

Seperti di SMA 78 Jakarta di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat misalnya, ada 3 kelas yang masing-masingnya terdapat 40 unit komputer yang sudah bisa digunakan oleh 400 murid kelas XII di sekolah tersebut.

Akhirnya, SMA 78 membagi 3 shift per hari ujian. Sesi awal dibuka pada pukul 06.45 WIB sampai sesi terakhir selesai pukul 16.45 WIB.

Untuk bisa mengakses ujian secara online terlihat para murid harus memasukkan nama dan nomor tanggal lahir dengan format DD/MM/YYYY. Setelah itu, pengisian data diri dan soal akan muncul.

Sedangkan SMPK 2 Penabur Jakarta memiliki 105 unit komputer yang akan digunakan untuk UN oleh 190 siswa kelas IX, dengan perbandingan 1:2. Maka SMPK 2 Penabur membagi UN per hari dalam 2 shift.

"Nanti siswa yang melaksanakan UN dengan komputer itu giliran pakainya. Jadi ada 2 sesi," jelasnya.

Sesi pertama lanjut Supanna yaitu pukul 07.30-09.30 WIB sedangkan sesi kedua pukul 10.30-12.30 WIB.

Setiap siswa di depan komputer diberikan kertas bertuliskan username dan password akun soal miliknya.

2. Sistem Ujian

Perlu ditekankan, meski memakai komputer, UN ini tidak online, alias tidak tersambung langsung dengan server Kemendikbud saat siswa mengerjakan soal.

Komputer siswa hanya akan tersambung ke server milik sekolah dan tak sampai ke server pusat. Server sekolah akan disikronisasi ke server Kemendikbud bila semua siswa telah mengerjakan semua soal UN.

Karena jumlah komputer tidak sebanyak jumlah siswa yang mengikuti UN, maka sekolah menerapkan sistem shift untuk UN CBT ini.

Seperti di SMA 78 Jakarta di kawasan Kemanggisan, Jakarta Barat misalnya, ada 3 kelas yang masing-masingnya terdapat 40 unit komputer yang sudah bisa digunakan oleh 400 murid kelas XII di sekolah tersebut.

Akhirnya, SMA 78 membagi 3 shift per hari ujian. Sesi awal dibuka pada pukul 06.45 WIB sampai sesi terakhir selesai pukul 16.45 WIB.

Untuk bisa mengakses ujian secara online terlihat para murid harus memasukkan nama dan nomor tanggal lahir dengan format DD/MM/YYYY. Setelah itu, pengisian data diri dan soal akan muncul.

Sedangkan SMPK 2 Penabur Jakarta memiliki 105 unit komputer yang akan digunakan untuk UN oleh 190 siswa kelas IX, dengan perbandingan 1:2. Maka SMPK 2 Penabur membagi UN per hari dalam 2 shift.

"Nanti siswa yang melaksanakan UN dengan komputer itu giliran pakainya. Jadi ada 2 sesi," jelasnya.

Sesi pertama lanjut Supanna yaitu pukul 07.30-09.30 WIB sedangkan sesi kedua pukul 10.30-12.30 WIB.

Setiap siswa di depan komputer diberikan kertas bertuliskan username dan password akun soal miliknya.

3. Boleh Corat-coret di Kertas Buram

Masih ada kebingungan di antara siswa dan sekolah, bolehkah membawa kertas buram untuk corat-coret menghitung saat pelajaran eksakta?

"Nggak apa-apa. Sekolah memang harus memberikan kertas buram. Itu malah dianjurkan. Lha bagaimana menghitungnya kalau nggak ada kertas buram?" tutur Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemendikbud Ari Santoso saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (2/4/2015).

Yang tidak diizinkan, imbuhnya, adalah alat-alat elektronik seperti handphone dan kalkulator. Bila tidak dikasih, siswa bisa meminta pada guru pengawas UN.

"Perlu disampaikan sekolah itu dianjurkan mengasih kertas buram pada anak-anak saat dibutuhkan. Kalau tidak dikasih (kertas buram) boleh minta karena memang haknya anak-anak bisa mencoret-coret itu, untuk menghitung misalnya," imbau dia.

Bagaimana bila sekolah khawatir kertas buram dijadikan ajang mencontek? Ari mengatakan bahwa UN berbasis komputer ini tiap komputer mendapatkan soal yang berbeda-beda dengan bobot sama.

"Soal ini standarnya ada beberapa macam. Antara komputer satu dengan yang lain berbeda, tetapi sebanding tingkat kesulitannya, begitu pula urutan soalnya, juga sudah dihitung dan diperhitungkan semua," jelas Ari.

3. Boleh Corat-coret di Kertas Buram

Masih ada kebingungan di antara siswa dan sekolah, bolehkah membawa kertas buram untuk corat-coret menghitung saat pelajaran eksakta?

"Nggak apa-apa. Sekolah memang harus memberikan kertas buram. Itu malah dianjurkan. Lha bagaimana menghitungnya kalau nggak ada kertas buram?" tutur Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Pusat Informasi dan Humas Kemendikbud Ari Santoso saat dikonfirmasi detikcom, Kamis (2/4/2015).

Yang tidak diizinkan, imbuhnya, adalah alat-alat elektronik seperti handphone dan kalkulator. Bila tidak dikasih, siswa bisa meminta pada guru pengawas UN.

"Perlu disampaikan sekolah itu dianjurkan mengasih kertas buram pada anak-anak saat dibutuhkan. Kalau tidak dikasih (kertas buram) boleh minta karena memang haknya anak-anak bisa mencoret-coret itu, untuk menghitung misalnya," imbau dia.

Bagaimana bila sekolah khawatir kertas buram dijadikan ajang mencontek? Ari mengatakan bahwa UN berbasis komputer ini tiap komputer mendapatkan soal yang berbeda-beda dengan bobot sama.

"Soal ini standarnya ada beberapa macam. Antara komputer satu dengan yang lain berbeda, tetapi sebanding tingkat kesulitannya, begitu pula urutan soalnya, juga sudah dihitung dan diperhitungkan semua," jelas Ari.

5. Keuntungannya

​Uji Coba UN CBT di SMA 30 Jakarta (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Sistem UN CBT ini menurut Anies bisa menghemat waktu ujian dan mencegah kebocoran soal.

"Dengan ujian komputer ternyata ada penghematan waktu 30 menit dari 2 jam. Selain itu soal kejujuran, dengan digunakan komputer setiap soal yang dikerjakan berbeda," kata Anies saat meninjau persiapan UN CBT di SMA 1 Depok, Jl Nusantara Raya, Depok, Jawa Barat, Kamis (2/4/2015).

Anies mengatakan kebocoran soal bisa dicegah, karena dengan sistem ini jika ketahuan ada kecurangan maka soal bisa segera diganti dengan waktu yang sangat singkat.

"Iya (mencegah kebocoran soal) karena perubahan soal bisa dilakukan dengan cepat. Misal ada soal bocor bisa diganti dengan sangat cepat soal yang lain," ucap Anies.

Sedangkan Kepala Sekolah SMA 78 Jakarta Rita Hastuti menuturkan, untuk di sekolahnya ada 120 komputer dan mode soal yang diujiankan juga ada 120. Jadi jika terbagi dalam tiga sesi, setiap anak tidak akan mendapatkan soal yang sama.

"Selain tidak akan ada kecurangan, sistem ini efisiensi karena papper less. Tahun ini ada 7,3 juta peserta jadi lebih efisien. Hasil bisa lebih cepat," terang Rita.

Namun, Rita menilai ada juga nilai negatifnya ujian menggunakan sistem online ini. Dimana setiap sekolah harus memiliki infrastruktur yang memadai. "Minusnya untuk beberapa tempat perlu infrastruktur seperti jaringan dan listrik yang memadai. Dan butuh waktu untuk menyiapkan. Tahun ini memang hanya tiga SMA yang akan melaksanakan ujian online ini. Diharapkan dengan adanya persiapan semua sekolah akan siap melaksanakan," terang Rita.

Sementara Kepala Sekolah SMPK 2 Penabur, Supanna W, UN menggunakan komputer ini sangat baik karena bisa mengantisipasi global warming atau pemanasan global. SMPK 2 Penabur Jakarta menyediakan 105 unit komputer yang akan digunakan untuk UN oleh 190 siswa kelas tiganya dengan perbandingan 1:2.

"Ujian menggunakan komputer sebenarnya baik juga ya karena kan bisa melindungi pohon yang sebagai sumber utama pembuatan kertas," ujar Supanna W di ruangannya di SMPK BPK Penabur, Jl Pembangunan III, Jakarta Pusat, Rabu (1/4/205).

Pohon yang dimaksud oleh Supanna adalah pohon bahan baku kertas di antaranya pohon papirus, pohon pinus dan pohon mulberry.

"Apalagi sekarang sedang ada global warming jadi baik juga untuk itu," lanjutnya.

5. Keuntungannya

​Uji Coba UN CBT di SMA 30 Jakarta (Foto: Agung Pambudhy/detikcom)
Sistem UN CBT ini menurut Anies bisa menghemat waktu ujian dan mencegah kebocoran soal.

"Dengan ujian komputer ternyata ada penghematan waktu 30 menit dari 2 jam. Selain itu soal kejujuran, dengan digunakan komputer setiap soal yang dikerjakan berbeda," kata Anies saat meninjau persiapan UN CBT di SMA 1 Depok, Jl Nusantara Raya, Depok, Jawa Barat, Kamis (2/4/2015).

Anies mengatakan kebocoran soal bisa dicegah, karena dengan sistem ini jika ketahuan ada kecurangan maka soal bisa segera diganti dengan waktu yang sangat singkat.

"Iya (mencegah kebocoran soal) karena perubahan soal bisa dilakukan dengan cepat. Misal ada soal bocor bisa diganti dengan sangat cepat soal yang lain," ucap Anies.

Sedangkan Kepala Sekolah SMA 78 Jakarta Rita Hastuti menuturkan, untuk di sekolahnya ada 120 komputer dan mode soal yang diujiankan juga ada 120. Jadi jika terbagi dalam tiga sesi, setiap anak tidak akan mendapatkan soal yang sama.

"Selain tidak akan ada kecurangan, sistem ini efisiensi karena papper less. Tahun ini ada 7,3 juta peserta jadi lebih efisien. Hasil bisa lebih cepat," terang Rita.

Namun, Rita menilai ada juga nilai negatifnya ujian menggunakan sistem online ini. Dimana setiap sekolah harus memiliki infrastruktur yang memadai. "Minusnya untuk beberapa tempat perlu infrastruktur seperti jaringan dan listrik yang memadai. Dan butuh waktu untuk menyiapkan. Tahun ini memang hanya tiga SMA yang akan melaksanakan ujian online ini. Diharapkan dengan adanya persiapan semua sekolah akan siap melaksanakan," terang Rita.

Sementara Kepala Sekolah SMPK 2 Penabur, Supanna W, UN menggunakan komputer ini sangat baik karena bisa mengantisipasi global warming atau pemanasan global. SMPK 2 Penabur Jakarta menyediakan 105 unit komputer yang akan digunakan untuk UN oleh 190 siswa kelas tiganya dengan perbandingan 1:2.

"Ujian menggunakan komputer sebenarnya baik juga ya karena kan bisa melindungi pohon yang sebagai sumber utama pembuatan kertas," ujar Supanna W di ruangannya di SMPK BPK Penabur, Jl Pembangunan III, Jakarta Pusat, Rabu (1/4/205).

Pohon yang dimaksud oleh Supanna adalah pohon bahan baku kertas di antaranya pohon papirus, pohon pinus dan pohon mulberry.

"Apalagi sekarang sedang ada global warming jadi baik juga untuk itu," lanjutnya.
Halaman 2 dari 10
(nwk/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads