Kehidupan Keras ABK Kapal di Benjina, Seks Berisiko hingga Perkelahian

Kehidupan Keras ABK Kapal di Benjina, Seks Berisiko hingga Perkelahian

Rachmadin Ismail - detikNews
Jumat, 03 Apr 2015 07:51 WIB
Foto: Rachmadin Ismail/detikcom
Kepulauan Aru, -

Kehidupan para Anak Buah Kapal (ABK) di Benjina, Kepuluan Aru, Maluku, sangat keras. Mereka hidup di dalam kapal berbulan-bulan, melakukan seks berisiko, hingga kerap tawuran sesama ABK.

Cerita ini disampaikan oleh dua dokter yang bertugas di Benjina, dr Suryadi dan dr Kartika. Keduanya bekerja di klinik PT Pusaka Benjina Resources dan kerap menangani pasien ABK.

"Pasien yang kami tangani biasanya yang mabuk berat, berkelahi antar ABK, ada juga yang penyakit kelamin," kata dr Suryadi di sela-sela pertemuan tim Satgas Illegal Fishing dengan PT PBR di Benjina, Kamis (2/4/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Penyakit kelamin itu diduga berasal dari perilaku seks bebas para ABK, terutama yang berasal dari Thailand, Myanmar dan Kamboja. Di sekitar pulau, Suryadi menyebut ada 'lokalisasi' tempat para ABK melampiaskan hasrat seksual setelah berbulan-bulan melaut.

"Mereka ada yang tidak sadar memakai kondom. Sehingga terjadi penyakit kelamin itu, padahal sudah kita kampanyekan," tambahnya.

Suryadi kerap mendengar cerita yang miris tentang perilaku seks para ABK. Dia menyebut ada sebagian ABK Thailand yang melakukan hal-hal ekstrim, namun berisiko terhadap kesehatan. Dia kerap mendapat temuan dugaan penderita HIV, namun penanganannya selalu diserahkan pada pihak berwenang di Tual atau Ambon.

"Kita tidak pernah diberitahu soal siapa yang kena AIDS, karena itu hak mereka. Kalau dugaan sih ada, tapi kita tidak tahu datanya," cerita Suryadi yang sudah enam tahun berdinas di Kepulauan Aru ini.

Kartika menambahkan, insiden perkelahian antar ABK kerap terjadi. Bahkan sampai ada yang berujung pada pembunuhan. Kebanyakan keributan dipicu setelah para ABK pulang melaut, lalu mereka mabuk-mabukan.

"Ada juga yang mabuk lalu jatuh ke laut akhirnya meninggal dunia," terang dokter cantik asal Ambon ini.

Site Operational Departement Head PT PBR Hermanwir Martino juga mengakui kerap terjadi keributan antar ABK. Beberapa kasus ada yang dilimpahkan ke kepolisian. Mereka yang meninggal dunia dimakamkan di pulau sebelah Benjina.

Para ABK yang melakukan tindak pidana ringan versi PT PBR lalu dimasukkan ke 'rumah detensi sementara' yang diklaim untuk memberi efek jera. Rumah itulah yang disorot media asing karena diduga sebagai penjara.



(mad/fdn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads