Pemerintah mengirimkan dua tim ke Yaman. Tim pertama akan menuju langsung ke Ibu Kota Yaman, Sanaa dan tim kedua akan berangkat dengan pesawat TNI AU Boeing 737 menuju Oman yang berbatasan dengan Yaman, tepatnya di wilayah Salalah.
"Saat ini 309 WNI sedang bergerak Al Udaydah ke Zizan yang berada di wilayah Arab Saudi. Rombongan ini dipimpin langsung bapak Dubes," kata Direktur Perlindungan WNI dan BHI, Lalu Muhammad Iqbal di kantor Kemenlu, Jalan Pejambon, Jakarta Pusat, Rabu (1/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Saat ini konflik terpusat di Aden dan Sanaa. Tim juga akan memutuskan di lapangan apakah masuk ke Sanaa atau Alhudaidah dan ditentukan setelah masuk. Kita tidak bisa buat skenario fix dari awal," kata Iqbal.
Pesawat Boeing 737 yang disiapkan di Airport Salalah dapat mengangkut maksimal 123 orang dengan maksimal penerbangan 3 kali sehari tergantung kondisi penerbangan di Yaman. Namun pesawat ini tidak akan mengangkut WNI langsung ke Indonesia, tapi mengangkut WNI di Yaman ke wilayah-wilayah yang relatif aman lalu kemudian diterbangkan lagi ke Indonesia.
Perlu diketahui, tim pertama dipimpin menuju Yaman dipimpin oleh Susapto Anggoro Broto dan tim kedua dipimpim oleh Yusron Ambary. "Tim kedua akan lewat darat ke Al Muqalla. Setekah tiba di Al Muqalla akan dibuat Assesment scenario yang mana akan dibuat. Tim satu tim percepatan evakuasi WNI di Yaman," terangnya.
"Salalah dijadikan base pesawat evakuasi AU. Kenapa Oman dan Salalah? Karena Oman relatif aman dan Oman pihak netral," tambahnya.
Berdasarkan informasi terakhir, saat ini sudah ada 7 safe house yang menampung WNI di Yaman. Di wilayah Aden ada sekitar 100 WNI dan Al Muqallah berjumlah 145 orang.
(fiq/fjp)