Mulai dari penilaian terhadap kinerjanya selama ini sampai sikapnya yang dianggap rasis saat menamai anak sapi dengan 'USB' dengan kepanjangan Unit Sapi Betawi.
"Kalau kita ditentukan Tuhan jadi gubernur kalian mau sampai jungkir balik juga emang gua pikirin. Kun Fayakun kok," kata Ahok di Kantor Wali Kota Jakarta Utara, Jl Laksda Yos Sudarso No 27-29, Kebon Bawang, Tanjung Priok, Jakut, Rabu (1/4/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Beberapa kali dia menerima laporan dari Sudin PU Tata Air Jakarta Utara kalau pihaknya masih sulit membenahi tanggul lantaran butuh biaya yang besar. Sudin mengatakan estimasi biaya tersebut bisa mencapai sekitar Rp 1 triliun.
"Ini harus selesai, saya bilang ke PU Tata Air harus selesai butuh berapa Rp 1,2 triliun. Astaga kita saja punya UPS Rp 1,2 triliun," sambungnya yang diikuti tawa dan geleng-geleng kecil Taufik.
Ahok juga berpesan kepada seluruh jajaran SKPD di Jakarta Utara untuk segera melaporkan harta kekayaannya ke KPK. Ke depannya, dia akan mengunggah semua anggaran mereka ke situs Smart City besutan Pemprov agar semua masyarakat bisa mengawasinya.
"Bapak Ibu wajib laporkan LHKPN, itu akan kami muat di web. Jadi masyarakat bisa nilai pantas nggak gaya hidup Bapak Ibu dengan gaji segitu," terang Ahok.
Tak lama kemudian, mantan Bupati Belitung Timur itu kembali melempar 'bola' yang ditujukan kepada sejumlah dewan Kebon Sirih. Dengan nada bercanda, Ahok menyindir anggota dewan yang hingga kini belum melaporkan LHKPN.
"Jangan seperti DPRD DKI nih nyindir-nyindir LHKPN belum lapor. KPK sudah teriak tuh. Saya selalu buka berapa semua penghasilan saya. Saya bisa saja pengen beli sesuatu seperti tanah, tapi saya jaga etika," lanjutnya.
Ahok juga sempat mengungkap kembali alasannya memberi nama anak sapi saat berkunjung ke PT Karya Anugerah Rumpin (KAR) beberapa waktu lalu. Dia mengatakan adanya embel-embel Betawi di nama 'USB' guna memberi ciri khas milik Pemprov DKI.
Walau dirinya sempat mengaku kalau menggunakan kata 'USB' itu untuk meledek Wakil Ketua DPRD DKI Abraham 'Lulung' Lunggana yang beberapa kali menyebut UPS menjadi USB di hadapan wartawan. Namun Ahok menegaskan ia tidak bermaksud sama sekali membawa-bawa rasis melalui kepanjangan nama tersebut.
"Saya pengen ada Sapi Betawi di Rumpin, eh dibilang rasis. Ini dengan LIPI loh kerjasamanya eh kok dibilang rasis. Cuma karena politik, saya serba susah. Kalau USB saya ngeledek, tapi kalau sapi Betawi saya serius. Supaya ada yang khas Jakartanya gitu," jelas dia.
Terakhir, pria yang mengenakan baju batik lengan panjang berwarna cokelat itu kembali menyindir Taufik dengan bola pemakzulan dirinya melalui angket. Menurutnya, kalaupun dewan ingin mengangket Ahok baru akan terealisasi paling cepat tahun depan.
"Ya nggak apa-apa kan saya sudah bilang angket lama pecat saya, baru bisa di 2016 kan," tutup Ahok. Taufik yang mendengar itu pun hanya tersenyum.
(aws/fjp)