"Soal sensus figur yang paling handal berintegritas manajemen semua Ibu Mega. Tapi yang bisa membesarkan PDIP bukan beliau, (tapi) Jokowi. Ada apa ini?" ujar pengamat politik nasional Prof Joseph Kristiadi dalam acara 'Hasil Sensus Nasional Ketua Parpol di 34 Provinsi dan 514 Kab/Kota 2015: PDIP' di kantor CSIS, Jl Tanah Abang III, Jakarta Pusat, Rabu (1/4/2015).
Kristiadi menghormati Megawati. Megawati dinilai memiliki kesabaran revolusioner dan mendukung Jokowi serta dipuja banyak pihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kristiadi menambahkan, Soekarno juga dipuja rakyat. Bahkan rakyat mengkultuskan Soekarno karena proklamator itu orang hebat.
"Tapi di dalam ranah politik dikultuskan maka institusi itu jadi ekstraktif, ini yang saya khawatirkan," terangnya.
Kultus itu, lanjut Kristiadi, ada batasnya. Batas itu terlihat saat Megawati sebagai ketua Umum PDIP mencalonkan Jokowi menjadi presiden.
"Mega tidak mau (jadi presiden). Itu kemuliaan yang melampau diri beliau sendiri. Apalagi dikatakan politik trah, itu sudah hilang sendirinya dengan menjadikan kadernya sebagai presiden," tutur Kristiadi.
Megawati mentransformasi kepemimpinan kharismatik menjadi demokratis. Mega bisa mengajak semua kader PDIP mendukung Jokowi saat akan menjadi presiden. Hal ini dinilai sebagai โberkah yang sudah dinikmati bangsa ini seperti kemiskinan turun dan stabilitas harga.
"Justru kemenangan sekarang ini akan mengulang peristiwa tragis tahun 1999 tidak terulang lagi," ucap Kristiadi.
(nik/nrl)