"Di Distrik Gome selama ini ada kelompok bersenjata. Itu sudah lama," kata Willem saat dihubungi detikcom lewat telepon, Selasa (31/3/2015) sore. Ia mengatakan hal itu menanggapi ditembaknya seorang pria bersenjata yang lari dan melawan saat aparat gabungan TNI dan Polri melakukan patroli pagi ini.
Adanya kelompok bersenjata itu, kata Willem, membuat aktivitas masyarakat terganggu. Ia berharap hal tersebut menjadi perhatian serius dari polisi dan TNI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kalau TNI dan Polri menduduki wilayah itu, masyarakat pasti aman beraktivitas seperti ibadah, bertani dan berkebun. Selama ini semua merindukan keamanan dan kedamaian. Kalau ada kelompok bersenjata, masyarakat tidak bisa bergerak," sambung Willem menegaskan.
Terkait ditembaknya seorang pria bersenjata di Distrik Gome pagi tadi, Willem menyebut situasi di sana tetap kondusif.
Dihubungi terpisah, Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Darat Brigjen Wuryanto menanggapi keluhan Willem. Katanya, TNI AD siap mengintensifkan pengamanan di wilayah Distrik Gome.
"Permintaan Pak Bupati kami dengar. TNI AD akan lebih intensif dalam melaksanakan pengamanan di wilayah Distrik Ilaga, khususnya Distrik Gome," kata Wuryanto saat dihubungi detikcom via telepon, Selasa (31/3/2015) sore.
Seperti diketahui, aparat gabungan TNI dan Polri melakukan patroli ke wilayah Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua, pagi tadi. Satu orang ditembak mati karena lari dan memberikan perlawanan ketika aparat memberikan pengarahan ke masyarakat.
Korban yang ditembak laki-laki bernama Agustinus Tabuni (24), warga kampung Jenggernok, Distrik Gome, Kabupaten Puncak. Menurut Wuryanto, jenazah korban sudah diserahkan kepada pihak keluarga. dari tangan korban diamankan berbagai barang bukti.
"Barang bukti pistol revolver, amunisi 5,56 mm jumlah 22 butir, 12 butir amunisi 7,62 mm, 2 butir kaliber 3,8 mm," sebut perwira tinggi bintang 1 ini. Kasus ini ditangani oleh pihak Polsek Ilaga, Kabupaten Puncak.
(bar/nrl)