Setelah berhasil masuk ke area ruang pimpinan Fraksi Golkar di lantai 12 Gedung Nusantara I, Yorrys langsung mencari Bambang Soesatyo dan Ade Komaruddin. Namun ternyata Bambang yang sempat menggelar jumpa pers di ruang rapat Fraksi Golkar tak muncul.
"Mereka ngumpet di ruang Ade Komaruddin. Aduh ngapain," tutur Yorrys saat berbincang via telepon, Selasa (31/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Mereka nggak mau keluar. Gua ambil aja kayu lima dari bawah bawa naik ke atas, dipalangin di depan pintu," ujar Yorrys.
Lalu jumpa pers dan rapat perdana Fraksi Golkar loyalis Agung dimulai. Bamsoet dan Ade Komaruddin dibiarkan di dalam ruang Ketua Fraksi. Diketahui Bamsoet dan Ade Komaruddin sempat melakukan wawancara telepon dengan salah satu stasiun televisi nasional.
Yorrys sendiri kemudian dari lantai 12 menuju Gedung Nusantara II untuk wawancara dengan stasiun televisi nasional lainnya. Usai wawancara, dia lalu kembali ke lantai 12. Saat hendak naik lift ke lantai 12 di Gedung Nusantara I, dia bertemu Wakil Ketua DPR Fadli Zon yang rupanya sudah ditelepon oleh Bambang Soesatyo.
"Saya ngobrol sama Fadli di lift. Seharusnya dia juga nggak boleh hadir ke fraksi, tapi ya sudah karena pertemanan bolehlah," ujar politikus asal Papua Barat ini.
Yorrys bersama Fadli Zon lalu masuk ke ruang Fraksi Golkar di tengah rapat yang dipimpin Agus Gumiwang. Setelah ada Fadli Zon, kata Yorrys, barulah palang pintu ruang Ketua Fraksi Golkar dibuka dan Bamsoet cs mau keluar dan melakukan mediasi.
Dalam mediasi, Yorrys menyerahkan sepenuhnya keputusan ke Agus Gumiwang dan Fayakhun Andriadi yang memang diplot oleh kubu Agung sebagai ketua dan sekretaris Fraksi Golkar. Dia sebenarnya tak setuju dengan kesepakatan Fraksi Golkar status quo, namun dia akhirnya ikut keputusan pimpinan Fraksi Golkar kubunya.
"Jadi kesepakatannya Fraksi Golkar status quo, ruang pimpinan harus kosong dan dipakai bersama-sama. Tapi lucunya setelah itu Ade Komaruddin bilang dia masih ngantor di sana," ujar Yorrys.
(trq/nrl)