Bukan tugas mudah memang. Dalam buku 'Salam Zero' karya Sumarni Guntur Rahayu dengan editor Nurcholis MA Basyari, Arief disebut bak lone ranger.
Buku 'Salam Zero' itu merupakan kiprah Arief selama 10 bulan menjadi Kapolda Kalbar. Mulai dari menegaskan komitmen integritas ke semua jajaran Polda Kalbar dan sembilan perintah pertaubatan, Arief juga menjawab berbagai tudingan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ketidakprofesionalan penyidik dalam penegakan hukum selain adanya penyimpangan-penyimpangan telah meyakinkannya bahwa potret kinerja Polda Kalbar dan jajarannya saat itu memang buruk," demikian seperti dikutip dari buku 'Salam Zero'.
Soal lain lain, membabat habis mafia penyelundup. Wilayah Kalbar yang berbatasan langsung dengan Malaysia memang menjadi surga bagi penyelundupan gula, beras, mobil, spare part, barang elektronik, pakaian bekas, dan bahan makanan.
Arief bersikap tegas melakukan pengawasan di perbatasan. Anggotanya menyamar ke lokasi perbatasan. Tak heran kalau kini truk-truk yang biasa antre hendak masuk ke Entikong, perbatasan Indonesia dengan Malaysia di Kalbar sepi.
Seorang oknum Bea dan Cukai pun dipidana karena tetap bermain-main dengan penyelundupan.
"Sebelum menjalankan tugasnya sebagai Kapolda Kalbar, Pak Arief pernah menyampaikan kepada Kapolri (saat itu Jenderal Sutarman-red), jika kondisi personel dan pejabatnya masih ada yang menyimpang dan korup, pergantian Kapolda dalam waktu singkat akan terjadi berulang," demikian seperti dikutip dari buku itu.
Arief memang secara khusus meminta orang-orang terbaik agar bisa seirama, satu frekuensi dan reformis dalam menjalankan tugas. Setelah dua bulan menjabat, Arief melakukan pergantian beberapa pejabat di lingkungannya. Mulai dari Direskrimum sampai kepada kasubdit di Direskrimsus.
"Saya tidak akan aneh-aneh selama rekan-rekan bekerja dengan jujur, sudah selesai, dan tidak usah memikirkan saya. Saya tidak akan membebani rekan-rekan," kata Arief seperti dikutip dari buku itu.
(ndr/mad)