Seperti diberitakan BBC, Jumat (27/3/2015), pihak jaksa dari Kota Duesseldorf tidak menyebutkan jenis penyakit yang diderita Lubitz. Jaksa juga mengatakan tidak ada bukti yang mengkaitkan Lubitz dengan motif politik dan keagamaan.
Pihak berwenang juga tidak menemukan adanya catatan terkait aksi bunuh diri Lubitz. Dalam pernyataannya, Jaksa mengatakan pihaknya telah menyita dokumen medis milik Lubitz yag diambil di apartemennya dan rumah orang tuanya di Frankrut. Dari dokumen kesehatan itu diketahui Lubitz memiliki penyakit dan sedang dalam perawatan medis.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Saat kembali, pilot menggedor-gedor pintu namun tak kunjung dibuka oleh kopilot. Pilot pun sempat mencoba mendobrak pintu kokpit dan jeritan histeris para penumpang pun terdengar sebelum pesawat jatuh.
Surat kabar Jerman Frankfurter Allgemeine Zeitung juga memberitakan bahwa Lubitz pernah mengalami depresi saat mengikuti pelatihan pilot pada tahun 2008. Saat itu, Lubitz berhenti mengikuti pelatihan selama beberapa bulan.
CEO Lufthansa Carsten Spohr membenarkan bahwa Lubitz pernah mengambil rehat dari pelatihan pilot. Namun Spohr tidak menyebutkan alasannya. Namun ditegaskannya, Lubitz kemudian menjalani semua tes medis, tes terbang dan pemeriksaan lainnya secara menyeluruh dan dinyatakan "100 persen fit untuk terbang, tanpa batasan apapun".
(fiq/mpr)