Yaman Semakin Bergejolak, Kemlu Pulangkan 141 Orang ke Tanah Air

Yaman Semakin Bergejolak, Kemlu Pulangkan 141 Orang ke Tanah Air

Salmah Muslimah - detikNews
Jumat, 27 Mar 2015 16:22 WIB
Ilustrasi bendera Yaman
Jakarta -

Situasi di Yaman semakin memburuk sejak Kamis (26/3) dini hari. Kementerian Luar Negeri terus mengevakuasi WNI agar bisa meninggalkan Yaman, hingga saat ini pemerintah telah berhasil memulangkan 141 orang ke Tanah Air.

"Hingga kini dari 175 total WNI yang mendaftar telah dievakuasi ke Indonesia sebanyak 141 orang," kata humas Kemlu dalam rilis yang dterima detikcom, Jumat (27/3/2015).

Pemerintah menyatakan keprihatinan terhadap situasi di Yaman yang semakin memburuk. Pemerintah meminta agar semua pihak menahan diri dari melakukan tindak kekerasan dan memperhatikan keselamatan warga sipil yang ada di Yaman, baik itu warga setempat maupun warga asing.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sejak Februari 2015, pemerintah telah melakukan proses evakuasi bagi WNI secara suka rela untuk kembali ke Indonesia. Mereka meminta agar para WNI di Yaman mendaftarkan diri ke KBRI agar bisa segera dievakuasi.

Saat ini jumlah WNI di wilayah Yaman sekitar 4.159 orang dan tersebar di berbagai kawasan. Sebanyak 2.686 orang adalah mahasiswa dan 1.488 orang buruh migran. Menurut informasi dari KBRI Sanaa konsentrasi WNI berada di bagian selatan Yaman yang situasinya sedikit lebih kondusif.

"KBRI Sanaa saat ini masih beroperasi secara terbatas guna memfasilitasi proses evakuasi dan perlindungan WNI. KBRI juga telah menyiapkan rencana kontingensi gawat darurat bila situasi memaksa," ujarnya.

Pemerintah juga terus memantau dan mengevalusasi perkembangan kondisi di Yaman setiap saat untuk mengambil langkah-langkah yang tepat. Seluruh WNI di sana diimbau selalu waspada serta menghindari tempat-tempat konflik.

KBRI Sanaa di Yaman tetap memberikan pelayanan bagi seluruh WNI di Yaman, layanan hotline dapat diakses 24 jam dengan nomor: +967 738 115 555.

Seperti diketahui bahwa Yaman tak pernah berhasil mencapai stabilitas sejak presiden Ali Abdullah Saleh mundur pada awal tahun 2012, setelah pergolakan berdarah yang berlangsung setahun. Keadaan kian buruk pada September 2014 lalu, ketika milisi Houthi merebut kendali atas ibukota Sanaa dan mulai bergerak masuk ke wilayah-wilayah Sunni.

(slm/nrl)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads