Dengan mendorong gerobak dagangannya, para PKL tersebut mengarah ke pintu gerbang Monas Timur. Mereka berusaha melarikan diri dari kejaran Satpol PP.
Namun di ujung pintu, para PKL yang mayoritas ibu-ibu ini dicegah oleh seorang anggota TNI. Mereka justru memarahi anggota TNI dari Garnisun tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pedagang lainnya ikut menimpali. Mereka terus mendesak anggota TNI bernama Heru tersebut agar memberi kesempatan ke luar dari Monas. Bahkan mereka terus mendorong gerobaknya hingga TNI tersebut kewalahan.
Di samping Heru, tampak seorang petugas keamanan Monas yang juga tengah berjaga. Namun ia tak membantu upaya Heru melawan para PKL. Beberapa petugas keamanan lain juga hanya menyaksikan peristiwa itu.
Karena kewalahan dan terus diserang PKL, Heru akhirnya membukakan pintu. "Ibu juga nggak kasihan sama saya. Saya jaga di sini," ucap Heru.
Para PKL ini nampaknya sudah terdesak. Sebab, di kawasan masjid Stasiun Gambir juga banyak petugas keamanan stasiun yang sedang berjaga. Di mana kawasan tersebut kerap dimanfaatkan oleh para PKL untuk menyelundupkan barang dagangan ke Monas.
Barang tersebut mereka selundupkan melalui sela-sela pagar yang membatasi Monas dengan Stasiun Gambir. Pagar dibengkokkan hingga cukup untuk menyusupkan badan mereka juga.
Kerusakan pagar ini kerap dibenahi oleh petugas. Namun PKL itu tak pernah menyerah untuk membengkokkannya kembali.
Sementara masjid yang biasanya dipenuhi para PKL yang beristirahat, dikunci oleh marbot masjid. Sehingga mereka kebingungan hendak menyelamatkan diri saat melihat Satpol PP.
"Satpol PP nya padahal cuma apel, tapi mereka ketakutan," kata marbot masjid.
Menanggapi hal tersebut, Kepala UP Monas Rini Hariyani mengungkapkan keprihatinannya. Rini mengaku kehabisan cara menertibkan PKL Monas yang semakin beringas ini.
"Inilah bukti keberingasan PKL. Kami sangat prihatin dengan kondisi tersebut," ujar Rini saat dimintai tanggapannya atas peristiwa tersebut.
(kff/fdn)