Perempuan Berparu-paru Sebelah Ini Ceritakan Penyakitnya di Depan Kongres AS

Laporan dari AS

Perempuan Berparu-paru Sebelah Ini Ceritakan Penyakitnya di Depan Kongres AS

- detikNews
Jumat, 27 Mar 2015 03:03 WIB
Foto: Irawan Nugroho
Washington DC, - Ulwiyah Unijah Hasbullah, biasa dipanggil Ully, adalah perempuan yang hidup dengan topangan satu paru-paru. Lantaran penyakit Multi-Drug Resistant Tuberculosis (MDR-TB) yang dia derita, salah satu paru-parunya tak lagi berfungsi.

Ully menceritakan pengalamannya melawan penyakit TB di depan Kongres Amerika Serikat di Washington DC. Dia datang atas undangan dari USAID yang telah membantunya selama proses pengobatan penyakit tersebut.

"Saya diundang sebagai survivor (orang yang selamat) penyakit TB. Saya diminta bicara mengenai pengalaman saya sebagai pasien TB dan kondisi penyakit TB di Indonesia," kata Ully kepada detikcom, Kamis (26/3/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Tahun 2011 lalu, Ully didiagnosis terkena penyakit TB dan harus menjalani pengobatan dengan minum 15 macam obat selama 2 tahun ditambah obat suntikan selama 8 bulan setiap hari non-stop. Pengobatan itu harus dilakukan di rumah sakit.

Meski berhasil sembuh, Ully harus merelakan salah satu paru-parunya berhenti bekerja. Lantaran hal itu, Ully tak lagi leluasa dalam beraktivitas fisik.

"Tentunya jadi beda dengan orang normal. Misalnya kalau jalan saya lebih cepat capek dan sebentar-sebentar harus istirahat," tutur perempuan kelahiran Jakarta 28 tahun silam ini.

Terkait pengalamannya bicara di depan Kongres, Ully mengaku grogi mengingat ini adalah pengalaman pertamanya ke Amerika. Terlebih, dia harus bicara di depan para anggota parlemen.

"Saya grogi, terutama karena kendala bahasa Inggris. Tapi senang juga bisa berbagi pengalaman dengan anggota Kongres," ujar ibu tiga anak ini.

Selain bicara di depan Kongres, Ully juga secara terpisah bertemu dengan para senator dan tokoh-tokoh lain yang peduli dengan isu kesehatan, termasuk dari industri farmasi dan LSM. Kepada mereka yang mengalami kondisi serupa, Ully berpesan agar mereka tak pantang menyerah dan tak ragu-ragu untuk menyuarakan kondisinya.

"Jangan malu untuk bersuara karena masih banyak dari kita orang Indonesia yang terkena TB dan takut mendapat stigma dari masyarakat. TB bisa diobati dan bisa sembuh. Dengan kita bersuara orang jadi tahu harus bagaimana menghadapinya," tutur perempuan yang kini memimpin organisasi PETA (Pejuang Tangguh) yang memikirkan nasib lebih dari tujuh ribu penderita MDR-TB di Indonesia ini.

Kehadiran Ully di Washington ini bertepatan dengan World TB Day 2015 yang jatuh tanggal 24 Maret 2015. Apa yang dia lakukan adalah bagian dari upaya membangkitkan kesadaran publik atas penyakit yang tahun lalu membunuh 1,5 juta itu.


(bar/bar)
Hoegeng Awards 2025
Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini
Selengkapnya



Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Ajang penghargaan persembahan detikcom bersama Polri kepada sosok polisi teladan. Baca beragam kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini.
Hide Ads