"Tiga belas warga sipil, termasuk wanita dan anak-anak, tewas dalam serangan Saudi," ujar sumber pertahanan sipil Yaman seperti dikutip kantor berita AFP, Kamis (26/3/2015).
Menurut saksi mata, warga setempat membantu para petugas pertahanan sipil untuk mencari korban-korban lainnya, yang mungkin masih tertimpa puing-puing bangunan tujuh rumah yang hancur dalam serangan udara itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sumber militer Yaman mengatakan, serangan udara Saudi telah menghantam sejumlah posisi pemberontak Houthi di berbagai lokasi di Sanaa. Termasuk, pangkalan udara al-Daylami dan bandara internasional di dekatnya, serta kompleks kepresidenan yang direbut pemberontak pada Januari lalu.
Sebelumnya, stasiun televisi yang dikelola Houthi melaporkan, puluhan orang tewas dalam serangan udara Saudi di kawasan pemukiman di Sanaa.
Serangan ini terjadi hanya dua hari setelah Menteri Luar Negeri Yaman Riad Yassin memohon negara-negara Dewan Kerja Sama Teluk (GCC) untuk melakukan intervensi militer terhadap pemberontak Houthi.
Konflik di Yaman terjadi setelah kubu pemberontak Houthi melengserkan Presiden Abdrabbuh Mansour Hadi. Hadi kemudian berupaya mempertahankan kekuasaannya dengan mengungsi dari ibukota Sanaa dan mendirikan pusat pemerintahan di kota Aden. Operasi militer ini dilakukan setelah Houthi terus bergerak mendekati kota Aden, dan ini dikhawatirkan akan mengancam keselamatan Presiden Hadi.
Sepak terjang kaum Houthi telah membangkitkan dugaan Arab Saudi, bahwa aksi mereka disokong oleh pemerintah Iran, yang juga beraliran Syiah. Namun, baik kaum Houthi dan Iran menepis dugaan tersebut. Meski demikian, ada kekhawatiran bahwa operasi militer Saudi dkk akan memicu konflik baru yang menyeret Iran.
(ita/ita)