"Saya mah terus terang, imbauan saya untuk semua kader Golkar yang perempuan, laki-laki, nini-nini, aki-aki, budak, coba renung kembali Golkar didirikan untuk apa? Bukan untuk berantem!" ujar Ceu Popong kepada detikcom, Kamis (26/3/2015).
"Golkar didirikan untuk membentengi Pancasila dari komunis, untuk berkarya. Ngarana oge (namanya juga -red) Golongan Karya, kalau berantem seperti ini pasti terganggu berkaryanya," imbuh politisi asal tanah Parahyangan itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita harus waspada! Tapi untuk Ceu Popong pribadieun mah carana kita tetap bekerja dengan baik. Saya imbau sok ayeuna mah (sekarang -red) tetep digawe (kerja -red). Komisi I do the best di komisi I, komisi X juga begitu. Emang mau apa (dengan berkonflik)?" ucap anggota komisi X DPR itu.
Ceu Popong tak mau ikut-ikutan dianggap sebagai kubu Agung Laksono atau Aburizal Bakrie, baginya yang terpenting bekerja maksimal sebagai anggota DPR. Menjalankan prinsip karya kekaryaan yang jadi jargon partainya bernaung.
"Saya tak katakan (salah satu kubu) yang benar. Saya mah bukan ahli hukum, teu ngarti (nggak ngerti -red). Beda jeung Yusril atau ahli hukum lain, atau menteri, mereka pasti ahli hukum," imbuh pimpinan sidang paripurna DPR perdana 2014-2019.
"Jadi sekarang mah kerja dengan baik sebagai anggota DPR. Masa kita terus sampai akhirnya terombang-ambing, mau rapat saja bingung dientong-entong (larang -red)," ujar perempuan berusia 76 tahun ini.
(iqb/trq)