Di Depan 20 Murid TK, Ahok Cerita Cita-citanya Ingin Jadi Presiden

Di Depan 20 Murid TK, Ahok Cerita Cita-citanya Ingin Jadi Presiden

- detikNews
Kamis, 26 Mar 2015 11:14 WIB
Gubernur Ahok saat berdialog dengan murid Taman Kanak-kanak. (foto-Ayunda/detikcom)
Jakarta - Gubernur DKI Jakarta Basuki T Purnama (Ahok) pagi ini menerima kunjungan anak-anak dari Sekolah Dharma Bangsa. Sekitar 20 orang melakukan sesi tanya jawab langsung dengan Ahok.

Dalam kesempatan itu sejumlah anak menanyakan seputar masalah Jakarta mulai dari bus yang sering berhenti sembarangan sampai motor yang seringkali menghalangi jalan mobil di jalanan. Ada juga yang menanyakan cita-cita DKI 1 tersebut.

"Saya pengen jadi konglomerat dengan uang saya bisa bantu orang miskin. Orang miskin datang banyak ke pabrik, pabrik saya sempat tutup. Bapak saya bilang cocoknya saya jadi pejabat biar bisa bantu," ujar Ahok di Ruang Balai Agung Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (26/3/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dikatakannya itu adalah cita-cita Ahok semasa kecil. Namun kini dirinya bercita-cita ingin jadi presiden agar bisa memberantas korupsi di dalam negeri sampai ke akar-akarnya.

"Cita-cita apa sekarang saya mau jadi presiden kalau tidak ada presiden yang tidak bisa berantas korupsi. Jadi cita-cita saya berubah sekarang," lanjutnya.

Menurut mantan Bupati Belitung Timur itu, seorang pemimpin yang baik adalah yang rela berkorban untuk kesejahteraan rakyatnya. Termasuk juga di dalamnya dengan tidak mencuri uang rakyat.

"Kalau menurut saya pemimpin yang baik adalah yang mau berkorban untuk orang banyak. Bahkan kamu siap korbankan nyawa kamu agar orang bisa hidup. Kerja jangan mihak SARA, jangan terima suap," terang Ahok.

"Pepatah Cina kuno bilang pejabat apapun tidak perlu ditakuti, takut sama pemimpin yang tidak mau terima suap," sambungnya.

Ahok juga sempat menyoroti hukuman denda yang terlalu ringan bagi pengendara yang tidak memberi efek jera. Menurutnya, hukuman denda saja tidak cukup melainkan harus diikuti dengan hukuman sosial seperti yang diterapkan di luar negeri.

"Kalau di luar negeri orang yang melanggar ditangkap hukumnya nyapuin Monas, ngepel toilet. Sekarang lagi mau diubah sama DPR RI supaya ada hukum sosial," tutup Ahok.


(aws/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads