Peningkatan uang jaminan ini bertepatan dengan pelaksanaan sistem tarif baru di KRL commuter line. Jika awalnya penetapan tarif KRL dihitung berdasarkan jumlah stasiun, maka pada 1 April perhitungan tarif ditetapkan berdasarkan jarak. Untuk 25 kilometer pertama penumpang dikenakan tarif Rp 2.000. Sedangkan untuk 10 kilometer berikutnya dikenakan tarif Rp 1.000.
"Kenaikan uang jaminan ini juga untuk mencegah terjadinya kehilangan kartu. Karena saat ini masih banyak penumpang yang membawa pulang kartu THB," kata Dirut PT KCJ M Fadhil dalam jumpa pers di kantor KCJ di Stasiun Djuanda, Jakarta Pusat, Rabu (25/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Stasiun yang paling banyak kartunya hilang adalah di Tanah Abang, Bogor, Jakarta, Citayam dan Bojong Gede," katanya.
Direktur Operasi dan Pemasaran Dwiyana Slamet Riyadi mengatakan, menyuplai kartu THB baru sangat merepotkan. Dengan peningkatan uang jaminan ini diharapkan para penumpang akan lebih banyak menggunakan kartu multitrip.
"Kartu dibawa pulang ke rumah karena jaminannya murah cuma Rp 5 ribu. Kenaikan Rp 10 ribu itu biar orang yang mau menjadikan kartu sebagai suvenir mikir lagi," katanya.
Selain kenaikan jaminan di kartu THB, PT KCJ juga meningkatkan saldo minimum yang harus ada di kartu multitrip. Pada awalnya saldo minimum Rp 7.000, namun pada 1 April akan ditingkatkan menjadi Rp 11.000.
Peningkatan ini juga terkait dengan penerapan sistem tarif baru. Pada sistem baru ini, rute KRL terjauh yaitu Bogor-Maja membutuhkan biaya Rp 11 ribu, padahal pada awalnya rute ini hanya membutuhkan ongkos Rp 7 ribu saja.
"Ini untuk menjamin penumpang bisa bepergian ke stasiun terjauh di relasi Bogor-Maja," kata Manager Komunikasi Perusahaan PT KCJ, Eva Chairunisa.
Eva menjelaskan, penumpang yang sisa saldo di kartu multi trip-nya Rp 11 ribu masih bisa menggunakan kartunya untuk naik KRL hingga saldonya Rp 0. Namun tentunya jika ingin naik kereta lagi maka harus mengisi sesuai dengan saldo minimal Rp 11 ribu.
(nal/nrl)