Setelah dua hari disemayamkan di Istana Singapura, jenazah Lee Kuan Yew dipindahkan ke Gedung Parlemen agar bisa dilayat publik. Ribuan orang rela mengantre di jalanan untuk memberikan penghormatan terakhir kepada mendiang.
Teriakan nama Lee Kuan Yew terdengar dari kerumunan warga yang menyaksikan jenazah almarhum memasuki kompleks Gedung Parlemen, yang ada di pusat distrik bisnis Singapura. Demikian seperti dilansir Reuters, Rabu (25/3/2015).
Jenazah Lee Kuan Yew akan disemayamkan di Gedung Parlemen hingga Sabtu (28/3) mendatang. Publik diberi kesempatan untuk melayat langsung dan memberikan penghormatan terakhir bagi bapak bangsa Singapura itu. Setelah itu, akan dilakukan acara pemakaman kenegaraan dan selanjutnya jenazah Lee akan dikremasi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Prosesi pemindahan jenazah Lee Kuan Yew dari Istana ke Gedung Parlemen menarik perhatian publik. Beberapa ruas jalan terpaksa ditutup agar prosesi ini berjalan lancar.
Tentara Singapura sibuk mengatur orang-orang yang ingin menyaksikan prosesi ini di pinggir jalan. Ratusan orang keluar dari kantor mereka untuk menyaksikan tayangan langsung prosesi pemindahan jenazah Lee Kuan Yew, di layar raksasa yang dipasang di pusat bisnis setempat.
Sedangkan ratusan orang lainnya mengantre di luar Gedung Parlemen, agar bisa melayat langsung Lee Kuan Yew. Antrean dilaporkan mencapai 2 kilometer, hingga ke jembatan yang ada di dekat Singapore River dan area Boat Quay, yang ada di sekitar Gedung Parlemen.
"Banyak orang yang mengira beliau orang yang keras. Tapi untuk memimpin, Anda memang harus keras," ucap warga setempat, Mariam Mohammed (52) yang ikut mengantre di luar Gedung Parlemen.
Seorang tukang bunga yang berjualan di dekat antrean warga, menawarkan bunga gratis bagi orang-orang yang hendak melayat.
"Ini kesempatan terakhir. Saya ingin bertemu dengan beliau secara langsung, untuk berterima kasih kepada beliau secara personal. Tapi saya harap beliau tahu bahwa kami berterima kasih atas semua yang dia lakukan," tuturnya.
(nvc/ita)