"Kalau musim hujan begini, mandinya pakai air hangat diberi serai, supaya tidak gampang masuk angin," kata seorang kusir andong bernama Suhardiman (40).
Hal itu diceritakan Suhardiman di rumahnya yang terletak di Kampung Kenalan, Dusun Nglaren, Desa Potorono, Kecamatan Banguntapan, Bantul, DIY, Selasa (24/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Itu untuk stamina kalau lemas," imbuhnya.
Setelah kuda berjalan jauh, Suhardiman menjelaskan tidak boleh langsung diberi air. Jika setelah berjalan jauh dan langsung diberi minum atau dimandikan, kuda bisa masuk angin.
"Kalau habis jalan jauh minumnya paling cuma seperempat ember, nggak boleh banyak," ujarnya.
Suhardiman juga membagi tips untuk melihat kuda cacingan. Jika bulu kuda tampak kusam dan tidak mengkilap, itu artinya kuda mengalami cacingan. "Ada obatnya, beli di toko-toko ternak ada," jelasnya.
Pijat kuda juga menjadi salah satu alternatif untuk menangani kuda yang sakit. "Pijat juga bisa, tapi saya jarang. Biasanya suntik vitamin," kata Suhardiman.
Kuda di Yogyakarta menjadi sorotan setelah ada seekor kuda betina bernama Dewi yang terjatuh lemas karena sedang bunting. Kuda itu akhirnya tak lagi menarik penumpang karena kelelahan.
Fenomena menggunakan kuda yang sedang bunting tidak dianggap oleh para kusir sebagai sebuah 'penyiksaan'. Sebagian malah beranggapan, kuda dibawa bekerja saat hamil bisa memperlancar proses lahiran.
(sip/mad)