Peristiwa ambruknya kuda di perempatan titik Nol Kota Yogyakarta pada Minggu (22/3) lalu sempat meramaikan media sosial. Kusir yang mempekerjakan kuda dalam kondisi hamil dinilai kejam. Namun rupanya kusir andong punya pemahaman lain.
"Kuda kalau hamil terus dibawa jalan (narik andong) akan jadi lebih sehat," kata seorang kusir andong Suhardiman kepada detikcom di rumahnya.
Suhardiman bercerita di kediamannya yang terletak di Kampung Kenalan, Dusun Nglaren, Desa Potorono, Kecamatan Banguntapan, Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa (24/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Namun dia memberi catatan, kuda juga bisa lelah. Jika dalam keadaan hamil, kuda tetap tidak boleh dipekerjakan seperti biasa.
"Jangan diforsir. Kalau cuacanya panas juga harus beristirahat," tuturnya.
Pria beranak satu ini mengaku tahu dengan cerita ambruknya kuda betina di titik Nol Yogyakarta Minggu (22/3) lalu. "Itu bukan melahirkan, tapi kelelahan. Minggu siang itu kan cuacanya panas sekali," ujarnya.
Saat peristiwa itu terjadi, Suhardiman mengaku sedang berteduh di dekat Pasar Ngasem, selatan Keraton Yogyakarta. "Kuda saya teduhkan, saya kasih makan, saya juga makan, istirahat," kata Suhardiman.
Salah satu kuda Suhardiman baru saja beranak pada 28 Februari yang lalu. Kuda betina itu baru benar-benar beristirahat pada 2 hari sebelum beranak.
"Sebelumnya masih jalan juga, 2 hari istirahat langsung beranak jantan. Sehat semua," imbuhnya.
"Dulu malah pernah kuda hamil diistirahatkan total 2 hari, anaknya mati di dalam," kisah Suhardiman.
Benarkah analisa Suhardiman? Belum jelas benar. detikcom berusaha mengkonfirmasinya ke dokter hewan, namun belum ada tanggapan.
(sip/mad)