Salam Zero dari Kalbar, Ketika Polisi Melakukan Revolusi Mental

Salam Zero dari Kalbar, Ketika Polisi Melakukan Revolusi Mental

- detikNews
Selasa, 24 Mar 2015 13:35 WIB
Buku salam zero (Indra/ detikcom)
Jakarta - Seorang ibu yang juga eksekutif di sebuah bank swasta nasional menceritakan kisahnya saat berhubungan dengan polisi. Alangkah kagetnya dia saat sang perwira polisi menolak tanda terima kasih berupa kado berisi uang darinya.

Padahal, maksud si ibu uang itu sebagai pengganti biaya operasional pengusutan kasus kejahatan skimming.

"Saya diberitahu kalau uang operasional itu dibiayai negara. Dan saya kemudian dikuliahi tentang polisi," terang ibu itu dalam peluncuran buku 'Salam Zero' di Mapolda Kalimantan Barat, Selasa (24/3/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Ibu itu pun menceritakan kisahnya ke rekan dia yang lain soal sosok perwira polisi itu. Jadi cerita soal lapor polisi kehilangan ayam, malah jadi kehilangan kambing terpatahkan.

Perwira polisi itu tak lain Brigjen Arief Sulistyanto yang kini menjadi Kapolda Kalbar. Arief ‎memang meluncurkan buku 'Salam Zero' dari Kalbar.

Buku itu menceritakan langkah Arief dalam melakukan revolusi mental dan membentuk polisi yang antisuap dan antikorupsi.

"Hidup itu sudah jelas tujuannya, kenapa mikir yang tidak jelas‎," terang Arief dalam sambutannya.

Dalam buku setebal 186 halaman yang ditulis Sumarni‎ Guntur Rahayu yang juga seorang polisi, digambarkan program Arief memperbaiki kinerja Polda Kalbar.

Polisi di jajaran Polda Kalbar dipacu kinerjanya. Antisuap, antikorupsi, antisetoran, dan juga semangat melayani masyarakat dicanangkan. Pengawasan kepada reserse juga ditanamkan.

"Satu hal yang paling penting menjaga peradaban bangsa.‎ Sebelum kita menjaga harus menjadi manusia yang beradab, memahami norma-norma dan kultur," terang Arief dalam peluncuran bukunya sekaligus perayaan Ultah ke-50.

Dalam peluncuran ini hadir sejumlah tokoh masyarakat Kalbar dan juga petinggi media massa nasional.

Arief yang sudah bertugas 10 bulan ini menerangkan, menurutnya, tidak mudah melakukan perubahan karena citra polisi yang sudah tertanam di masyarakat.

"Mari sama-sama kita konsisten," tegas Arief yang sukses menangkap buronan kasus sawit Budiono Tan ini.


(ndr/gah)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads