"Kalau tidak diselesaikan 151 (tahun) berarti ada yang salah. Jangan hanya dokternya, Wali Kotanya, Gubernur-nya, kita semua," ujar JK dalam sambutannya pada hari TB sedunia di Istana Wapres, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (24/3/2015).
"Hari TB adalah hari dimana ditemukannya (bakteri) 133 tahun yang lalu. Masa sudah 133 tahun yang lalu sekarang belum selesai. Mudah-mudahan sebelum 200 tahun Indonesia, sudah selesai. 150 tahun lah kita peringati, tidak boleh lebih dari itu," sambung JK menegaskan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kapan?" tantang JK kepada para hadirin.
"2025 Pak," jawab hadirin kompak.
"Wah, masih lama sekali. Kelamaan itu (target sebelumnya). Depkes tidak bisa sendirian, harus semua pihak," imbuh JK menimpali.
Dia menceritakan, sudah sejak lama pemerintah Indonesia konsern dengan penanggulangan TB. Salah satu contohnya, banyak sanatorium yang tersebar di seluruh Indonesia sejak dahulu. TB disebut disebankan oleh beberapa faktor yaitu kebiasaan, lingkungan, dan obat.
Menurut JK, dahulu TB rentan terhadap ibu rumah tangga karena ada yang salah dengan pola memasak. Dulunya ibu rumah tangga menggunakan kayu bakar dan minyak tanah sehingga menimbulkan banyak asap yang dihirup.
"Sekarang pakai LPG, otomatis lebih rendah. Ibu-ibu sebenarnya sudah ditolong dengan LPG, karena gas itu lebih bersih dari minyak tanah. Apalagi sekarang pakai rice cooker, selesai tinggal tonjok (colok). Banyak teknologi yang bisa mengurangi faktor TB di rumah tangga," jelasnya.
(fiq/bar)