
Para pengunjuk rasa dari Partai Solidaritas Afghanistan mengenakan topeng wajah berdarah perempuan yang dibunuh oleh massa.
Perempuan itu, Farkhunda, dipukul, dihajar dengan tongkat, diinjak-injak, dilindas, dan kemudian mayatnya diseret oleh sebuah mobil sebelum dibakar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tiga belas orang polisi diskors setelah adanya tuduhan bahwa mereka tidak cukup melakukan upaya untuk menghentikan serangan itu di Kabul tengah minggu lalu.

Anak-anak juga ikut melakukan protes terhadap pembunuhan Farkhunda.
Para saksi mata pembunuhan yang dilakukan hari Kamis (19/03) mengatakan sekelompok massa menuduh perempuan itu membakar Al Quran, namun seorang penyidik resmi mengatakan tidak ada bukti-bukti bahwa ia melakukannya.
"Kemarin malam saya membaca kembali dokumen dan bukti-bukti, tetapi saya tidak dapat menemukan bukti yang mengatakan Farkhunda membakar Al Quran," kata Jenderal Mohammad Zahir kepada wartawan setelah Farkhunda dimakamkan hari MInggu (22/03). "Farkhunda benar-benar tidak bersalah."
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani telah memerintahkan dilakukannya investigasi atas kematiannya.
(nwk/nwk)