"Untuk islah, kami sudah lakukan lho. Islah itu kan artinya berbaikan kembali, bersatu, dan itu sudah dimulai dengan menerima secara berangsur-angsur teman-teman pengurus hasil Munas Bali," kata Agung di Hotel Indonesia Kempinski, Jl MH Thamrin, Jakarta Pusat, Kamis (18/3/2015).
Agung mengatakan, saat ini sudah ada 87 orang dan daerah yang sejak tanggal 3 Maret lalu secara berangsur-angsur bergabung dengan kubunya. Agung menilai, para anggota dan pengurus kader lebih realistis menatap ke depan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya, saat ini memang harus terjadi islah antara kubu Munas Bali dan Munas Ancol. Dengan berlandaskan keputusan pengadilan, Mahkamah Partai dan Menkum HAM, menurutnya tidak ada alasan lain untuk tidak berdamai.
"Dengan berlandaskan keputusan tersebut, maka ini merupakan momen yang paling baik untuk bersatu," ujar Agung.
Sementara terkait pertemuannya dengan Ical pada Rabu (17/3) dalam acara yang digelar oleh Adi Warsita, Agung mengaku tak sempat berbicara politik. Keduanya hanya duduk 1 kursi dalam waktu yang tidak lama.
"Itu hanya tidak disengaja, tidak ada bicara soal politik. Pertemanan saja, jadi kami, saya juga menghindar bicara-bicara soal masalah yang kami hadapi bersama," terangnya.
Agung mengaku telah lama mengenal sosok Adi, yaitu sekitar tahun 1970-an saat ia masih aktif di Hipmi. "Sudah lama saya kenal beliau," tutupnya.
(kff/mpr)