Mengatasi kemacetan di Tol JORR memang tidak bisa dilakukan dalam waktu singkat. Perlu kerjasama dari berbagai pihak, mulai dari pengendara, pengelola dan pemerintah.
Masalah kemacetan ini terus dicari solusi untuk mengatasinya. Seperti yang ditawarkan oleh PT. Jalantol Lingkarluar Jakarta (JLJ) anak usaha Jasa Marga yang bertugas sebagai salah satu operator Tol JORR. Ada beberapa solusi yang ditawarkan untuk mengurai kemacetan yang ada, mulai dari sodetan hingga jalur baru.
"Sodetan Fatmawati itu kendaraan kecil dari arteri kita berikan akses masuk ke tol di depan Citos (Cilandak Town Square)," kata Direktur Utama PT. JLJ Aan Sanaf.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
PT JLJ menggunakan satu gardu di gerbang Tol Fatmawati 1 yang berada di depan Citos untuk digunakan khusus untuk non tol. Kendaraan dari lajur alteri bisa masuk ke gardu tersebut gratis dan melaju sekitar 300 meter. Setelah 300 meter kendaraan akan dialihkan ke luar jalan tol di Cilandak Tengah, bagi kendaraan yang ingin ke Antasari dan Blok M bisa mengambil ke kiri dan yang ingin ke Cilandak lurus.
"Tol ini sengaja ini dikurangi lajurnya, kita sudah mengukur 2 gardu untuk bayar tol itu cukup, 2 lagi e-tol dan tidak mengganggu pelanggan yang mau masuk tol," kata Managemen Operasi JLJ, Saut mengatakan di kesempatan terpisah.
"Menurut data kita, sodetan ini mampu mengurai kemacetan. Biasanya kendaraan yang mau keluar tol Fatmawati itu jam 10 masih ngantre, tapi setelah ada sodetan jam 9 sudah tidak mengantre lagi," tambah Saut.
Sodetan ini sudah dicoba pada 27 November-19 Desember setiap hari kerja dari pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB pagi. Sodetan ini untuk mengurai kemacetan di jalan alteri dan mengurangi antrean di pintu tol keluar Fatmawati. Namun, kini tidak dilakukan lagi.
Selain Sodetan Fatmawati, JLJ berkersama dengan Dishub dan Kepolisian akan mencoba melakukan usaha rekayasa lalu lintas dengan menggunakan jalan masuk sekolah High Scope. Nantinya mobil yang keluar tol Fatmawati ingin ke Antasari diberikan jalan alternatif. Kendaraan bisa keluar di exit tol Cilandak lalu mengambil jalan alteri menuju Fatmawati, di depan sekolah High Scope kendaraan akan dialihkan berbelok ke kiri masuk ke sekolah High Scope lalu belok ke kanan masuk ke Jalan Antasari melalui underpass tol dengan contra flow.
"Setelah itu kendaraan bisa masing-masing ikuti flownya," ucap Saut.
Sementara kendaraan dari Antasari ke Fatmawati yang tadinya melewati underpass tol depan High Scope, maka dengan adanya pengaturan ini kendaraan tersebut tidak bisa langsung lewat dan akan dibelokan ke kiri lampu merah cilandak lalu ikuti arus lalu lintas yang ada.
"Rekayasa lalu lintas ini, tadinya kendaraan yang mau ke Antasari dari arah Taman Mini semula keluar di Tol Fatmawati. Namun dengan adanya ini maka kendaraan keluarnya di exit tol Cilandak Ampera, tidak lewat depan Citos lagi. Bisa mengurai kepadatan kendaraan di depan Citos, nggak cuma di tolnya juga di alterinya juga," jelas Saut.
Rencananya rekayasa ini akan dilaksanakan akhir Maret dan akan diberlakukan dari pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB pada hari kerja.
Dirut PT. JLJ Aan Sanaf mengatakan selain infrastruktur, kemacetan bisa dikurangi jika ada disiplin dari pengguna jalan dan regulasi serta penindakan tegas bagi para pelanggar.
Para pengguna jalan diimbau untuk tertib. Misalnya menyetir tidak melewati batas kecepatan maksimal sehingga meminimalisir terjadinya kecelakaan tunggal. Selain itu pengemudi tidak menggunakan bahu jalan karena bisa menyebabkan kemacetan.
"Jangan menggunakan bahu jalan agar tidak macet. Dengan memakai bahu jalan, dia kan motong kendaraan di depannya kalau mau kembali ke lajur utama, jadinya macet. Kalau menggunakan tiga lajur itu beriringan saya yakin kemacetan tidak akan parah meskipun volume tinggi, minimal kecepatan 30-40 km," kata Aan.
Sopir truk diimbau tidak membawa muatan melebihi kapasitas. Hal ini untuk keselamatan sopir truk, pengendara lain dan jalan tol lebih bertahan lama karena tidak menerima beban yang terlalu berat. Selain itu truk harusnya tidak menggunakan jalur selain jalur khusus truk.
"Pengemudi truk jangan melebihi tonase, tolong satu lajur saju," katanya.
Hal lainnya adalah pengawasan dan penindakan tegas bagi para pelanggar di jalan tol. Tugas ini dilaksanakan oleh operator dan pihak kepolisian. Selain itu penggunaan transportasi massal juga menjadi salah satu solusi agar kemacetan berkurang. Masyarakat diimbau menggunakan kereta, bus atau angkutan umum lainnya daripada menggunakan mobil pribadi.
"Kalau mau tuntas menyelesaikan kemacetan ini harus menyediakan transpotasi masal dengan baik," ujar Aan.
Selain sodetan dan rekayasa lalu lintas, Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Gazali di kesempatan terpisah mengatakan rencana jangka panjang untuk mengurai kemacetan adalah akan dibangun Tol JORR 2. Proyek ini ditargetkan selesai tahun 2019, saat ini masih dalam proses pembebasan lahan.
"JORR 2 itu nanti akan nyambung ke Cengkareng sampai Cilincing. Kalau ini sudah jadi ada alternatif jalur lain untuk truk. Kendaraan dengan muatan berat bisa lewat Kunciran Alam Sutera-Serpong-Cinere lalu tembus ke Cibitung," ucap Gazali.
Cukupkah upaya yang sudah dilakukan PT JLJ? Anda punya masukan lain? Silakan berbagi pandangan ke redaksi@detik.com dengan subject masalah dan solusi. Jangan lupa sertakan kontak Anda.
Masalah solusi adalah program baru detikcom yang bertujuan untuk membantu mencarikan solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. detikcom akan mengumpulkan laporan masalah dari publik, kemudian menganalisis solusinya dengan pakar, hingga akhirnya mencoba merealisasikan solusi itu dengan pihak terkait.