Kisah Para Pejabat dan Moge Voorijder

Kisah Para Pejabat dan Moge Voorijder

- detikNews
Selasa, 17 Mar 2015 05:25 WIB
Kisah Para Pejabat dan Moge Voorijder
Jakarta - 160 Unit motor gede (moge) voorijder dari Brigade Motor (BM) Polda Metro Jaya habis untuk tugas pengawalan pejabat. Berikut beberapa kisah pejabat dan moge voorijder.

1. Menaker Hanif Dhakiri

Menteri Ketenagakerjaan Hanif diagendakan menghadiri acara diskusi di RM Gado-Gado Boplo di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Namun, ia terlambat karena terjebak macet. Diskusi itu diselenggarakan Smart FM dengan tema 'setelah lompat pagar' dengan menghadirkan sejumlah nara sumber selain Hanif. Acara ini dimulai sekitar 09.00 WIB, Sabtu (8/11/2014).

Hingga pukul 10.00 WIB, Hanif tak juga muncul. Acara pun dilanjutkan dengan hanya 3 pembicara. Sekitar pukul 10.10 WIB moderator mengatakan Hanif sudah dekat lokasi acara dan datang dengan menggunakan ojek.

Hanif datang dengan wajah penuh peluh keringat. Ia menggunakan kemeja putih dan celana Jins biru tua. Baru duduk, ia langsung berbicara tentang pekerjaan barunya sebagai menteri tenaga kerja.

Usai acara, wartawan mengkonfirmasi kabar ia naik ojek menuju lokasi. Ia pun membenarkan.

"Tadi memang naik ojek. Dari kawasan Kalibata City berangkat sekitar 09.05 WIB," kata Hanif.

Ia sebenarnya sudah menduga akan ada beberapa titik kemacetan yang dilaluinya. Namun, waktu yang mepet membuatnya berpikir taktis. Hanif memilih naik ojek dari kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Ojeknya pun tak sembarang ojek tapi motor voorijder yang biasa mengawalnya yang dijadikannya ojek untuk bisa mengantarnya sampai ke tujuan.

"Ini ojek saya (sambil menunjuk ke voorijder). Kalau pakai ini kan lebih cepat," ucapnya.

Di tempat duduk motor itu memang ada helm hitam yang diduga digunakan Hanif saat menuju lokasi. Mobil yang ditumpanginya dan mobil ajudannya baru menyusul kemudian ke lokasi acara.

1. Menaker Hanif Dhakiri

Menteri Ketenagakerjaan Hanif diagendakan menghadiri acara diskusi di RM Gado-Gado Boplo di kawasan Menteng, Jakarta Pusat. Namun, ia terlambat karena terjebak macet. Diskusi itu diselenggarakan Smart FM dengan tema 'setelah lompat pagar' dengan menghadirkan sejumlah nara sumber selain Hanif. Acara ini dimulai sekitar 09.00 WIB, Sabtu (8/11/2014).

Hingga pukul 10.00 WIB, Hanif tak juga muncul. Acara pun dilanjutkan dengan hanya 3 pembicara. Sekitar pukul 10.10 WIB moderator mengatakan Hanif sudah dekat lokasi acara dan datang dengan menggunakan ojek.

Hanif datang dengan wajah penuh peluh keringat. Ia menggunakan kemeja putih dan celana Jins biru tua. Baru duduk, ia langsung berbicara tentang pekerjaan barunya sebagai menteri tenaga kerja.

Usai acara, wartawan mengkonfirmasi kabar ia naik ojek menuju lokasi. Ia pun membenarkan.

"Tadi memang naik ojek. Dari kawasan Kalibata City berangkat sekitar 09.05 WIB," kata Hanif.

Ia sebenarnya sudah menduga akan ada beberapa titik kemacetan yang dilaluinya. Namun, waktu yang mepet membuatnya berpikir taktis. Hanif memilih naik ojek dari kawasan Pancoran, Jakarta Selatan. Ojeknya pun tak sembarang ojek tapi motor voorijder yang biasa mengawalnya yang dijadikannya ojek untuk bisa mengantarnya sampai ke tujuan.

"Ini ojek saya (sambil menunjuk ke voorijder). Kalau pakai ini kan lebih cepat," ucapnya.

Di tempat duduk motor itu memang ada helm hitam yang diduga digunakan Hanif saat menuju lokasi. Mobil yang ditumpanginya dan mobil ajudannya baru menyusul kemudian ke lokasi acara.

2. Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail

Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail berangkat ke kantor dengan mengendarai sepeda motor pada Selasa (12/6/2014) lalu. Nur Mahmudi sedang mengkampanyekan gerakan tanpa kendaraan roda empat untuk wilayah instansi pemerintahannya setiap hari Selasa.

"Untuk mendukung keputusan pemerintah pusat mengenai pembatasan penggunaan baham bakar minyak (BBM), saya mengambil inisiatif. Sekalian saja setiap hari Selasa tidak menggunakan mobil dinas untuk ke kantor. Namun untuk aktivitas kedinasan lain bisa menggunakan mobil operasional yang ada di kantor," tutur Nur Mahmudi di Balai Kota Depok, Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/6/2012).

Nur Mahmudi juga menganjurkan seluruh aparat pemerintahan di wilayah Depok untuk menggunakan kendaraan selain mobil pribadi misalnya sepeda motor, bus, ojek atau kereta api. Menurutnya, langkah ini akan bisa menghemat 20 persen konsumsi BBM di wilayah pemerintahannya.

"Pembatasan ini diharapkan akan mampu menumbuhkan lagi mode transportasi umum, seperti bus dan kereta api. Selain itu, visi dari kampanye ini adalah untuk menghemat biaya transportasi sebesar 20 persen,"jelasnya.

Dengan dikawal satu motor voorijder, Nur Mahmudi berangkat dari rumahnya di Griya Tugu Asri, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok Jawa Barat melewati rute akses UI lalu jalan layang akses UI, kemudian masuk Jalan Raya Mergonda Raya (Balai Kota).

Nur Mahmudi pun kemudian mengunjungi lokasi tentara membangun desa di Lapangan Al-Aslah, Sukmajaya serta mampir ke kelurahan Depok untuk mengedarkan surat edaran terkait penghematan BBM untuk kendaraan dinas. Di sela-sela kampanyenya, Nur Mahmudi mengatakan pihaknya akan mengevaluasi penggunaan kendaraan dinas di Pemkot Depok.

2. Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail

Wali Kota Depok Nur Mahmudi Ismail berangkat ke kantor dengan mengendarai sepeda motor pada Selasa (12/6/2014) lalu. Nur Mahmudi sedang mengkampanyekan gerakan tanpa kendaraan roda empat untuk wilayah instansi pemerintahannya setiap hari Selasa.

"Untuk mendukung keputusan pemerintah pusat mengenai pembatasan penggunaan baham bakar minyak (BBM), saya mengambil inisiatif. Sekalian saja setiap hari Selasa tidak menggunakan mobil dinas untuk ke kantor. Namun untuk aktivitas kedinasan lain bisa menggunakan mobil operasional yang ada di kantor," tutur Nur Mahmudi di Balai Kota Depok, Jalan Margonda Raya, Depok, Jawa Barat, Selasa (12/6/2012).

Nur Mahmudi juga menganjurkan seluruh aparat pemerintahan di wilayah Depok untuk menggunakan kendaraan selain mobil pribadi misalnya sepeda motor, bus, ojek atau kereta api. Menurutnya, langkah ini akan bisa menghemat 20 persen konsumsi BBM di wilayah pemerintahannya.

"Pembatasan ini diharapkan akan mampu menumbuhkan lagi mode transportasi umum, seperti bus dan kereta api. Selain itu, visi dari kampanye ini adalah untuk menghemat biaya transportasi sebesar 20 persen,"jelasnya.

Dengan dikawal satu motor voorijder, Nur Mahmudi berangkat dari rumahnya di Griya Tugu Asri, Kelurahan Tugu, Kecamatan Cimanggis, Depok Jawa Barat melewati rute akses UI lalu jalan layang akses UI, kemudian masuk Jalan Raya Mergonda Raya (Balai Kota).

Nur Mahmudi pun kemudian mengunjungi lokasi tentara membangun desa di Lapangan Al-Aslah, Sukmajaya serta mampir ke kelurahan Depok untuk mengedarkan surat edaran terkait penghematan BBM untuk kendaraan dinas. Di sela-sela kampanyenya, Nur Mahmudi mengatakan pihaknya akan mengevaluasi penggunaan kendaraan dinas di Pemkot Depok.

3. Ibu Negara Iriana dan Anak-anak Jokowi

Saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) di masa awal menjabat, keluarganya tampak tak begitu lekat dengan pengamanan yang ketat. Seperti tampakpada Rabu (22/10/2014) siang lalu, Ibu Negara Iriana Jokowi bersama dua anaknya yang meninggalkan Istana Negara dengan mobil Toyota Kijang Innova.

Pantauan detikcom di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2014) pukul 15.00 WIB, Iriana bersama Kahiyang Ayu (23) dan Kaesang Pangarep (19) meninggalkan Istana Negara. Ketiganya naik mobil yang sama.

Kedua anak Jokowi tampil santai. Putri kedua Jokowi Kahiyang Ayu mengenakan blus berwarna hitam putih, sedangkan putera ketiganya Kaesang Pangarep mengenakan jaket abu-abu bertudung.

Mobil yang mereka tumpangi adalah Kijang Innova hitam berplat nomor B 1465 RFJ. Tanpa pengawalan voorijder, mobil tersebut hanya diikuti satu mobil VW Caravelle hitam di belakangnya.

Kahiyang, Kaesang, dan Iriana duduk bertiga di baris kedua mobil tersebut. Hal ini menjadi pemandangan yang tak biasa. Sebab, Ibu Negara biasanya mendapat pengawalan yang ketat.

Sekitar 15 menit setelah rombongan mobil Iriana pergi, sebuah motor Patwal berjalan menyusul keluar dari Istana Negara melalui pintu masuk yang sama menuju Jalan Veteran. Motor Patwal tersebut tampak menggeber kecepatannya.

3. Ibu Negara Iriana dan Anak-anak Jokowi

Saat Presiden Joko Widodo (Jokowi) di masa awal menjabat, keluarganya tampak tak begitu lekat dengan pengamanan yang ketat. Seperti tampakpada Rabu (22/10/2014) siang lalu, Ibu Negara Iriana Jokowi bersama dua anaknya yang meninggalkan Istana Negara dengan mobil Toyota Kijang Innova.

Pantauan detikcom di Istana Negara, Jalan Veteran, Jakarta Pusat, Rabu (22/10/2014) pukul 15.00 WIB, Iriana bersama Kahiyang Ayu (23) dan Kaesang Pangarep (19) meninggalkan Istana Negara. Ketiganya naik mobil yang sama.

Kedua anak Jokowi tampil santai. Putri kedua Jokowi Kahiyang Ayu mengenakan blus berwarna hitam putih, sedangkan putera ketiganya Kaesang Pangarep mengenakan jaket abu-abu bertudung.

Mobil yang mereka tumpangi adalah Kijang Innova hitam berplat nomor B 1465 RFJ. Tanpa pengawalan voorijder, mobil tersebut hanya diikuti satu mobil VW Caravelle hitam di belakangnya.

Kahiyang, Kaesang, dan Iriana duduk bertiga di baris kedua mobil tersebut. Hal ini menjadi pemandangan yang tak biasa. Sebab, Ibu Negara biasanya mendapat pengawalan yang ketat.

Sekitar 15 menit setelah rombongan mobil Iriana pergi, sebuah motor Patwal berjalan menyusul keluar dari Istana Negara melalui pintu masuk yang sama menuju Jalan Veteran. Motor Patwal tersebut tampak menggeber kecepatannya.

4. Wakil Ketua DPR Agus Hermanto

Mobil RI 54 tertangkap kamera bermacet ria di jalanan melintasi jalan tol dari arah Bogor menuju Rawamangun, Jakarta pada Kamis (22/1/2015) sekitar pukul 06.00 WIB pagi. Saat itu hujan deras melanda kawasan Jakarta dan Bogor. Tapi hal ini tidak membuat pejabat negara yang menaiki Toyota Crown Royal Saloon RI 54 menggunakan voorijder menuju kantornya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pemakai RI 54 adalah Wakil Ketua DPR Agus Hermanto.

"Dia memang orangnya humble, rendah hati," kata seorang teman Agus kepada detikcom.

Rasa rendah hati Agus salah satunya dicerminkan tidak ingin menyusahkan masyarakat dengan tidak menggunakan vorijder dan memilih ikut bermacet-macetan di jalanan. Ia mulai ikut terjebak macet saat memasuki tol Taman Mini sekitar pukul 05.45 WIB.

Kemacetan juga menghambat laju kendaraan itu saat memasuki lingkar Cawang menuju Rawamangun. Tapi lagi-lagi Wakil Ketua DPR yang membidangi Komisi IV, V, VI dan VII itu memacu kendarannya dengan tertib, tidak main potong atau lewat bahu jalan.

Saat keluar tol Rawamangun, Agus lagi-lagi ikut terjebak macet di jalan menurun dan berbaur dengan kendaraan sepeda motor serta puluhan mobil masyarakat lain. Agus memilih memelankan kendaraan, berhenti dan melaju dengan sabar. Tidak menyerobot jalan, memotong arus atau mobil patwal di belakang dengan meraung-raung menggunakan sirine membuka jalan.

"Beliau memang tiap hari seperti itu," ujarnya.

4. Wakil Ketua DPR Agus Hermanto

Mobil RI 54 tertangkap kamera bermacet ria di jalanan melintasi jalan tol dari arah Bogor menuju Rawamangun, Jakarta pada Kamis (22/1/2015) sekitar pukul 06.00 WIB pagi. Saat itu hujan deras melanda kawasan Jakarta dan Bogor. Tapi hal ini tidak membuat pejabat negara yang menaiki Toyota Crown Royal Saloon RI 54 menggunakan voorijder menuju kantornya.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, pemakai RI 54 adalah Wakil Ketua DPR Agus Hermanto.

"Dia memang orangnya humble, rendah hati," kata seorang teman Agus kepada detikcom.

Rasa rendah hati Agus salah satunya dicerminkan tidak ingin menyusahkan masyarakat dengan tidak menggunakan vorijder dan memilih ikut bermacet-macetan di jalanan. Ia mulai ikut terjebak macet saat memasuki tol Taman Mini sekitar pukul 05.45 WIB.

Kemacetan juga menghambat laju kendaraan itu saat memasuki lingkar Cawang menuju Rawamangun. Tapi lagi-lagi Wakil Ketua DPR yang membidangi Komisi IV, V, VI dan VII itu memacu kendarannya dengan tertib, tidak main potong atau lewat bahu jalan.

Saat keluar tol Rawamangun, Agus lagi-lagi ikut terjebak macet di jalan menurun dan berbaur dengan kendaraan sepeda motor serta puluhan mobil masyarakat lain. Agus memilih memelankan kendaraan, berhenti dan melaju dengan sabar. Tidak menyerobot jalan, memotong arus atau mobil patwal di belakang dengan meraung-raung menggunakan sirine membuka jalan.

"Beliau memang tiap hari seperti itu," ujarnya.

5. Mendagri Tjahjo Kumolo

Tjahjo Kumolo resmi dilantik menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Saat bertugas, Sekjen PDIP ini tidak ingin diperlakukan terlalu resmi.

"Saya tidak ingin terlalu resmi, tidak ingin pakai voorijder, kecuali ada acara penting waktu mepet dan harus cepat. Mobil dinas saya titipkan di sini (Kantor Kemendagri)," kata Tjahjo di depan eselon 1 Kemendagri di Ruang Sidang Utama, Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (27/10/2014).

Tjahjo mengatakan semua jajarannya adalah keluarga. Ia juga enggan dipanggil Pak Menteri.

"Kita satu keluarga. Saya tidak usah dipanggil Pak Menteri, Pak Tjahjo saja atau Mas Tjahjo," terangnya.

"Saya tidak perlu ajudan dan pengawalan tidak perlu," sambungnya.

Beberapa pekan kemudian, Mendagri Tjahjo datang ke Kantor Pos Fatmawati untuk peluncuran Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) serta sim card Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS). Tjahjo datang menggunakan Innova putih RI-10 tanpa pengawalan voorijder. Tjahjo tiba di Kantor Pos yang terletak di Jl Fatmawati, Jaksel, sekitar pukul 12.30 WIB, Senin (3/11/2014). Dia langsung masuk ke dalam Kantor Pos dan bertemu dengan warga.

5. Mendagri Tjahjo Kumolo

Tjahjo Kumolo resmi dilantik menjadi Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Saat bertugas, Sekjen PDIP ini tidak ingin diperlakukan terlalu resmi.

"Saya tidak ingin terlalu resmi, tidak ingin pakai voorijder, kecuali ada acara penting waktu mepet dan harus cepat. Mobil dinas saya titipkan di sini (Kantor Kemendagri)," kata Tjahjo di depan eselon 1 Kemendagri di Ruang Sidang Utama, Kemendagri, Jalan Medan Merdeka Utara, Jakarta Pusat, Senin (27/10/2014).

Tjahjo mengatakan semua jajarannya adalah keluarga. Ia juga enggan dipanggil Pak Menteri.

"Kita satu keluarga. Saya tidak usah dipanggil Pak Menteri, Pak Tjahjo saja atau Mas Tjahjo," terangnya.

"Saya tidak perlu ajudan dan pengawalan tidak perlu," sambungnya.

Beberapa pekan kemudian, Mendagri Tjahjo datang ke Kantor Pos Fatmawati untuk peluncuran Kartu Indonesia Pintar (KIP), Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS) serta sim card Kartu Simpanan Keluarga Sejahtera (KSKS). Tjahjo datang menggunakan Innova putih RI-10 tanpa pengawalan voorijder. Tjahjo tiba di Kantor Pos yang terletak di Jl Fatmawati, Jaksel, sekitar pukul 12.30 WIB, Senin (3/11/2014). Dia langsung masuk ke dalam Kantor Pos dan bertemu dengan warga.

6. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

Sejak menjabat sebagai Walikota Surabaya, Tri Rismaharini enggan mendapat pengawalan (voorijder). Risma bahkan pernah memilih mengendarai sepeda motor saat sidak. Ini cerita Risma saat diusir tukang parkir.

Kala itu Risma melakukan sidak ke suatuperkempungan di Surabaya. Karena terkena macet, Risma lebih memilih turun dari mobilnya. Risma kemudian berboncengan menggunakan sepeda motor dengan ajudannya.

"Karena macet, saya naik motor. Eh saat sampai, saya diusir tukang parkir. Katanya itu area parkir walikota," cerita Risma di hadapan ibu-ibu komunitas Sampoerna Women's Community di Ballroom JW Marriott Surabaya, Jumat (18/10/2013) siang.

Si tukang parkir menghadang sepeda motor yang ditumpangi Risma. Namun, tak lama kemudian laki-laki paruh baya itu pun malu karena pengendara motor yang ia hadang itu tak lain adalah Tri Rismaharini.

"Pas saya buka helm, dia (tukang parkir) kaget. Katanya gini, lho bu wali," tutur Risma sambil tersenyum mengenang pengalamannya.

Dari kejadian ini, Risma menggarisbawahi pelajaran penting. Bahwa manusia janganlah terlalu sungkan dan menghormati kebendaan, mobil misalnya.

"Yang penting, hormati sesama (orangnya), jangan mobilnya," kata Risma.

Beberapa kali Risma ditawari memakai pengawal pribadi dan Voorijder dari Polri. Namun tak pernah ditanggapi.

"Saya disuruh pakai voorijder karena macet, saya bilang kalau macet ya saya benahi itu sudah risiko pemimpin. Pemimpin itu kalau mati ya matilah jadi pemimpin," kata Risma saat berkunjung ke Gedung Trans TV di Jl. Kapten Piere Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2014).

Risma lantas bicara soal tawaran dikawal pengawal pribadi dari kepolisian. Pengawal pribadi tersebut tidak berseragam alias sembunyi-sembunyi.
"Katanya adal walpri itu polisi ya, ndak kelihatan. Loh kalau nggak kelihatan jin," katanya memancing tawa seisi ruangan rapat lantai 3A Trans TV. Risma pun memilih tak menggunakan walpri itu. Dia mempercayakan dikawal warga biasa bukan dari kepolisian.

6. Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini

Sejak menjabat sebagai Walikota Surabaya, Tri Rismaharini enggan mendapat pengawalan (voorijder). Risma bahkan pernah memilih mengendarai sepeda motor saat sidak. Ini cerita Risma saat diusir tukang parkir.

Kala itu Risma melakukan sidak ke suatuperkempungan di Surabaya. Karena terkena macet, Risma lebih memilih turun dari mobilnya. Risma kemudian berboncengan menggunakan sepeda motor dengan ajudannya.

"Karena macet, saya naik motor. Eh saat sampai, saya diusir tukang parkir. Katanya itu area parkir walikota," cerita Risma di hadapan ibu-ibu komunitas Sampoerna Women's Community di Ballroom JW Marriott Surabaya, Jumat (18/10/2013) siang.

Si tukang parkir menghadang sepeda motor yang ditumpangi Risma. Namun, tak lama kemudian laki-laki paruh baya itu pun malu karena pengendara motor yang ia hadang itu tak lain adalah Tri Rismaharini.

"Pas saya buka helm, dia (tukang parkir) kaget. Katanya gini, lho bu wali," tutur Risma sambil tersenyum mengenang pengalamannya.

Dari kejadian ini, Risma menggarisbawahi pelajaran penting. Bahwa manusia janganlah terlalu sungkan dan menghormati kebendaan, mobil misalnya.

"Yang penting, hormati sesama (orangnya), jangan mobilnya," kata Risma.

Beberapa kali Risma ditawari memakai pengawal pribadi dan Voorijder dari Polri. Namun tak pernah ditanggapi.

"Saya disuruh pakai voorijder karena macet, saya bilang kalau macet ya saya benahi itu sudah risiko pemimpin. Pemimpin itu kalau mati ya matilah jadi pemimpin," kata Risma saat berkunjung ke Gedung Trans TV di Jl. Kapten Piere Tendean, Jakarta Selatan, Selasa (11/2/2014).

Risma lantas bicara soal tawaran dikawal pengawal pribadi dari kepolisian. Pengawal pribadi tersebut tidak berseragam alias sembunyi-sembunyi.
"Katanya adal walpri itu polisi ya, ndak kelihatan. Loh kalau nggak kelihatan jin," katanya memancing tawa seisi ruangan rapat lantai 3A Trans TV. Risma pun memilih tak menggunakan walpri itu. Dia mempercayakan dikawal warga biasa bukan dari kepolisian.

7. Gubernur DKI Ahok

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak mau lagi dikawal oleh pengawal pembuka jalan (voorijder). Ia berpendapat personel Dishub DKI Jakarta lebih baik mengawal mobil pemadam kebakaran dan ambulans.

Permintaan itu sudah disampaikan Ahok kepada Kadishub DKI Jakarta M Akbar. "Saya sudah bilang sama Pak Akbar, saya enggak mau lagi Dishub itu motornya ngawalin gubernur, ngawalin wali kota, sementara jalan enggak diurus," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2014).

Menurut Ahok, selama ini personel Dishub yang mengawal pejabat membuat jalur lalu lintas lebih kosong saat pejabat lewat. Tapi setelah sang pejabat lewat, kata dia, jalanan menjadi lebih macet.

"Harusnya kan petugas itu kalau kita mau lewat dia mesti ngawal titik mana yang macet, bukan ngawalin kita nyetop-nyetopin mobil orang lalu setelah kita pergi dicuekin, tambah macet gara-gara kita habis lewat. Malah tambah konyol kan?" kata Ahok.

Ahok akan menerapkan kebijakan tanpa pengawal mulai dari dirinya sendiri. Lebih baik personel Dishub ditugaskan untuk mengawal mobil pemadam saat ada kebakaran atau mengawal ambulans maupun mengawal bus tingkat.

"Itu jauh lebih benar. Secara undang-undang lalu lintas pun sebetulnya yang boleh dikawal itu hanya presiden sama tamu pemerintah dan yang berhak ngawal itu polisi," tuturnya.

Saat sudah menjabat sebagai Gubernur DKI, Ahok melarang pejabat DKI memakai voorijder.Β  Ia menyarankan pengawalan itu lebih baik diberikan kepada pemadam kebakaran dan ambulans.

"Tidak boleh pakai kawalan motor karena lawan UU, saya pun nggak pakai. Jadi wali kota nggak boleh, kecuali ada acara apa. Kalau ramai-ramai naik bus bisa," ujar Ahok kepada wartawan di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (2/1/2015).

"Jadi motor hanya buat kawal pemadam kebakaran dan ambulans, kalau kawal kita sebagai pejabat nggak boleh. Siapapun itu nggak boleh," sambungnya.

Mantan Bupati Belitung Timur itu bahkan mengancam jika ada satuan Dinas Perhubungan yang memberi pengawalan maka ia tak segan-segan mencopot jabatannya. "Kalau ada Dishub berikan kawalan itu saya akan copot Dishub!" tegas Ahok.

Sementara itu Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi yang juga berdiri di sebelahnya berjanji tidak lagi menggunakan pengawalan voorijder. "Nggak, nggak dengan aturan baru ini nggak pakai. Tadi pas berangkat pakai, entar pulangnya gue nggak deh," kata Pras sambil tertawa.

7. Gubernur DKI Ahok

Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) tidak mau lagi dikawal oleh pengawal pembuka jalan (voorijder). Ia berpendapat personel Dishub DKI Jakarta lebih baik mengawal mobil pemadam kebakaran dan ambulans.

Permintaan itu sudah disampaikan Ahok kepada Kadishub DKI Jakarta M Akbar. "Saya sudah bilang sama Pak Akbar, saya enggak mau lagi Dishub itu motornya ngawalin gubernur, ngawalin wali kota, sementara jalan enggak diurus," kata Ahok di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Selasa (11/11/2014).

Menurut Ahok, selama ini personel Dishub yang mengawal pejabat membuat jalur lalu lintas lebih kosong saat pejabat lewat. Tapi setelah sang pejabat lewat, kata dia, jalanan menjadi lebih macet.

"Harusnya kan petugas itu kalau kita mau lewat dia mesti ngawal titik mana yang macet, bukan ngawalin kita nyetop-nyetopin mobil orang lalu setelah kita pergi dicuekin, tambah macet gara-gara kita habis lewat. Malah tambah konyol kan?" kata Ahok.

Ahok akan menerapkan kebijakan tanpa pengawal mulai dari dirinya sendiri. Lebih baik personel Dishub ditugaskan untuk mengawal mobil pemadam saat ada kebakaran atau mengawal ambulans maupun mengawal bus tingkat.

"Itu jauh lebih benar. Secara undang-undang lalu lintas pun sebetulnya yang boleh dikawal itu hanya presiden sama tamu pemerintah dan yang berhak ngawal itu polisi," tuturnya.

Saat sudah menjabat sebagai Gubernur DKI, Ahok melarang pejabat DKI memakai voorijder.Β  Ia menyarankan pengawalan itu lebih baik diberikan kepada pemadam kebakaran dan ambulans.

"Tidak boleh pakai kawalan motor karena lawan UU, saya pun nggak pakai. Jadi wali kota nggak boleh, kecuali ada acara apa. Kalau ramai-ramai naik bus bisa," ujar Ahok kepada wartawan di Lapangan Silang Monas, Jakarta Pusat, Jumat (2/1/2015).

"Jadi motor hanya buat kawal pemadam kebakaran dan ambulans, kalau kawal kita sebagai pejabat nggak boleh. Siapapun itu nggak boleh," sambungnya.

Mantan Bupati Belitung Timur itu bahkan mengancam jika ada satuan Dinas Perhubungan yang memberi pengawalan maka ia tak segan-segan mencopot jabatannya. "Kalau ada Dishub berikan kawalan itu saya akan copot Dishub!" tegas Ahok.

Sementara itu Ketua DPRD DKI Prasetyo Edi Marsudi yang juga berdiri di sebelahnya berjanji tidak lagi menggunakan pengawalan voorijder. "Nggak, nggak dengan aturan baru ini nggak pakai. Tadi pas berangkat pakai, entar pulangnya gue nggak deh," kata Pras sambil tertawa.
Halaman 2 dari 16
(nwk/kha)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads