"Jangan selalu Pemda dipojokkan. Anak sekolah jatuh, bupati lagi disalahkan. Kita sudah sampaikan selalu, berganti ganti menteri, selalu kita sampaikan," kata Iti dengan suara tinggi pada wartawan di Desa Pejagan, Lebak, Banten, Senin (16/3/2015).
Iti mengkritik masyarakat yang menyalahkan Pemda karena dinilai lalai atas robohnya jembatan tersebut. Menurutnya jembatan tersebut masih bisa digunakan dalam waktu lama. Namun, karena saat kejadian 44 anak berada dalam jembatan dan ada 1 motor maka ia menilai bebannya sudah tak mencukupi. Seandainya siswa tersebut mau lewat secara bergantian, maka jembatan tersebut tak akan roboh.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan suara tinggi dan wajah yang memerah, Iti meminta masyarakat tak serta merta menyalahkan pemerintah daerah atas suatu bencana di daerah. Menurutnya, ada andil besar pemerintah pusat yang juga membangun di daerah tersebut.
Misalnya saja di lokasi jembatan roboh yang menghubungkan desa Tambak dan desa Pejagan. Di lokasi tersebut pemerintah pusat berencana membangun Waduk Karian dengan luas sekitar 2.170 ha dan akan mulai dikerjakan tahun ini. Padahal rencana pembangunan waduk ini sudah dilakukan 1985 namun baru terealisasi tahun ini. Saat ini Pemda sedang melakukan pembebasan lahan di desa Tambak dan desa Pejagan.
Saat Iti marah-marah, sebenarnya Menteri PU dan Perumahan Rakyat Basuki Hadimuljono berada tak jauh darinya. Saat itu Basuki sedang meninjau kondisi jembatan yang roboh dengan Anies Baswedan. Namun, Iti seakan tak menghiraukan dan tetap meninggikan suaranya.
Ia mengatakan tak menganggarkan perbaikan jembatan itu karena akan terendam saat proyek waduk mulai berjalan 2 atau 3 tahun ke depan. Menurutnya, mubazir menggunakan dana Rp 4 miliar untuk perbaikan jembatan yang tak akan difungsikan dalam waktu lama.
"Ya karena ini masuk wilayah waduk Karian dan ini tanahnya sudah dibebaskan. Misal tahun ini action waduk dibangun maka akan mubazir Rp 4 miliar," ucapnya.
Namun, alam berkata lain. Sebelum waduk itu jadi jembatan tersebut lebih dulu roboh pada Selasa (10/3) lalu. Pemda lalu mengeluarkan dana Rp 200 juta dari alokasi Bantuan Tak Terduga dalam APBD kabupaten Lebak.
"Makanya kita alokasikan dari BTT (bantuan tak terduga) sebanyak 200 juta untuk penanganan sampe ini tergenang jadi waduk," ucap Iti.
(bil/kha)