Sumber detikcom di internal Golkar kubu munas Ancol yang sudah diakui oleh pemerintah menyebut Novanto sebagai 'orangnya'. Karena keyakinan Novanto bakal ikut menghormati kepemimpinanya, Agung Laksono pun memastikan Novanto akan aman di posisi ketua DPR.
"Pak Novanto tetap ketua DPR, Pak Mahyudin masih tetap wakil ketua MPR," kata Agung usai bertemu Ketum Hanura Wiranto di kantor DPP Hanura, Jl Tanjung Karang, Jakpus, Jumat (13/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kubu Agung Laksono sendiri baru akan mendaftarkan pengurus Golkar ke Kemenkum HAM besok Selasa (17/2) pagi. Sampai kini siapa pengurus Munas Bali yang diakomodir di kepengurusan Agung Laksono masih jadi tanda tanya.
Yang menarik, Novanto yang diyakini Agung akan bersama dirinya ternyata masih ikut rapat KMP. Novanto memang juga memegang posisi penting sebagai waketum kubu Aburizal Bakrie. Tak main-main, dalam rapat tersebut elite KMP menegaskan dukungan ke Golkar untuk mengajukan angket terhadap Menkum HAM Yasonna Laoly. Pilihan sulit bagi Novanto jika Agung benar-benar merombak pimpinan di DPR maka posisi ketua DPR bisa melayang.
Namun demikian keinginan Agung Laksono merombak kepemimpinan Golkar di tingkat fraksi di DPR juga tak bisa mulus tanpa persetujuan pimpinan DPR. Dua wakil ketua DPR dari KMP yakni Fadli Zon (Gerindra) dan Fahri Hamzah (PKS) kompak bakal mengganjal rencana Agung. Di sini Novanto bisa jadi kunci, utamanya jika dua wakil ketua DPR yakni Taufik Kurniawan (PAN) dan Agus Hermanto (PD) memilih tak memihak.
Di sinilah posisi persimpangan jalan yang sebenarnya bagi Novanto. Apakah Novanto akan tetap di kubu Ical dan mengganjal semua manuver Agung Laksono mengutak-atik FPG DPR, ataukah Novanto memilih loncat mengikuti pengurus Golkar yang sudah diakui pemerintah dan posisinya sebagai ketua DPR aman?
(van/nrl)