Ketika Truk Dituding jadi Biang Kemacetan Tol JORR yang Kian Menggila

Masalah dan Solusi

Ketika Truk Dituding jadi Biang Kemacetan Tol JORR yang Kian Menggila

Andri Haryanto - detikNews
Senin, 16 Mar 2015 07:07 WIB
Foto: Rengga Sencaya
Jakarta -

Yosefine adalah pengguna Tol JORR. Saban hari dia menempuh jalan alternatif ini dari kediamannya di Jati Asih Bekasi ke Bintaro. Kian hari dia merasakan kemacetan yang kian menjadi-jadi. Truk barang dituding jadi biang kerok kemacetan.

Melalui surat elektronik yang diterima redaksi@detikcom, Yosefine berkisah susah payah dirinya menembus kemacetan. Bila kondisi normal, dia sudah merasakan kemacetan dari Jati Warna sampai Fatmawati.

"Lebih parah lagi kalau ada kecelakaan," tulis Yosefine, Senin (16/3/2015).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Selain itu, dia menilai biang kemacetan tol adalah karena padatnya truk yang masuk di saat jam kerja. Saban hari dia melihat antrean panjang truk di jalan yang dia lalui.

"Saran saya untuk truk dibatasi dengan dibuat jam-jam tertentu. Misalnya jam 10 sampai jam 15.00 boleh lewat, sehingga tidak berbarengan dengan jam kantor," ujarnya.

Hal senada juga disampaikan Arifah. Warga Kemang Pratama, Pekayon, Bekasi ini mengeluhkan kemacetan yang dia alami akibat truk yang kian banyak masuk tol. Saat awal beroperasi, dirinya sangat terbantu dengan keberadan Tol JORR karena hanya membutuhkan waktu 30 menit saja untuk menuju ke kantornya yang ada di Ragunan, Jakarta Selatan. Jam kerja di kantornya adalah 07.30 WIB

"Sekarang untuk mencapai kantor agar tidak terlambat harus berangkat dari rumah pukul 05.30 WIB. Itupun mulai Jatiasih sudah padat sekali. Bisa-bisa sebentar lagi saya harus berangkat setelah sholat subuh," ujarnya.

"Terlihat banyaknya truk yang menjadi penyebab macetnya Tol JORR. Apakah tidak bisa diberlakukan pembatasan atau jam khusus bebas truk, khususnya pada jam pergi dan pulang kantor? seperti dulu pernah diberlakukan di tol dalam kota," imbuhnya.

Β 

Anda punya pengalaman terjebak macet di Tol JORR? Silakan berbagi pengalaman ke redaksi@detik.com dengan subject masalah dan solusi. Jangan lupa sertakan kontak Anda.

Masalah solusi adalah program baru detikcom yang bertujuan untuk membantu mencarikan solusi terhadap masalah-masalah yang terjadi di masyarakat. detikcom akan mengumpulkan laporan masalah dari publik, kemudian menganalisis solusinya dengan pakar, hingga akhirnya mencoba merealisasikan solusi itu dengan pihak terkait.

(ahy/tfn)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads