Bertemu WNI di Tokyo, JK Ditanya Soal Gurame Sampai Lapindo

Laporan dari Tokyo

Bertemu WNI di Tokyo, JK Ditanya Soal Gurame Sampai Lapindo

- detikNews
Senin, 16 Mar 2015 00:08 WIB
Tokyo - Wakil Presiden Jusuf Kalla masih berada di Tokyo, Jepang untuk melakukan sederet agenda. Malam hari ini JK beserta rombongan menemui warga Indonesia yang tengah menempuh studi hingga yang bekerja di Jepang.

Seratusan lebih WNI berkumpul di aula Kantor KBRI di Tokyo untuk menyambut Wapres JK. Kedatangan JK pun langsung disambut kamera para warga yang menanti sejak pukul 18.00 waktu setempat (+9 GMT).

JK beserta rombongan tiba sekitar pukul 20.00 waktu setempat setelah dijamu makan malam oleh Dubes RI untuk Jepang Yusron Ihza Mahendra. Hadir pula Menko PMK Puan Maharani, Menperin Saleh Husin, Kepala BKPM Franky Sibarani, Mufidah Kalla (Istri JK), dan Sofyan Wanandi.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Saya hanya ingin menyampaikan bahwa kita ini adalah bangsa yang kaya. Banyak negara maju itu justru bukan kaya sumber daya alam, tetapi punya pengetahuan. Karena kita sudah kaya, maka kita harus olah pengetahuan supaya maju," tutur JK di hadapan para WNI yang tinggal di Tokyo, Minggu (15/3/2015).

JK menyampaikan pemikiran dan pesan selama tiga puluh menit. Acara kemudian dilanjutkan dengan tanya jawab.

Penanya pertama bernama Ketut Wardano yang merupakan pelukis dan beristri WN Jepang. Dia juga memiliki usaha kuliner masakan Indonesia.

"Tapi saya justru dapat gurame dari Thailand, cabai dari Thailand, sampai santan juga dari Thailand. Ke mana produk Indonesia?" tanya Ketut.

Kemudian penanya berikutnya bernama Prasojo, mahasiswa magister. Dia sedang meneliti mengenai bencana alam dan tengah membahas mengenai Lapindo.

"Menurut saya ada persamaan antara Lapindo dengan bencana di Fukushima, Jepang. Masyarakat diminta untuk pindah karena kondisi setempat tak memungkinkan ditinggali," kata Prasojo.

Kemudian ada pula Rosa yang kagum dengan Menteri Susi. Dia berharap agar perikanan di Indonesia ditangani dalam negeri saja.

Setelah itu JK mencoba untuk menjawab semua pertanyaan yang terlontar. Dia mulai menjawab dari pertanyaan soal gurame.

"Jadi Ketut, di Thailand memang ada perlindungan dari rajanya untuk yang memiliki hasil pertanian yang bagus. Makanya rakyatnya berlomba-lomba dan bisa ekspor. Tapi perlu diingat kalau Indonesia pun produknya sampai sini. Kalau tak ada produk kita, Tokyo mati listrik. Mereka impor gas untuk listrik dari kita," tutur JK.

Memang pasokan energi di Tokyo dikelola oleh Tokyo Gas salah satunya. Perusahaan tersebut mengelola Liquid Natural Gas yang juga diimpor dari Indonesia.

Kemudian JK menjawab soal Lapindo. Menurut JK, ada sejumlah perbedaan antara Lapindo dengan Fukushima. Sehingga perlu penanganan yang berbeda pula.

"Jadi, Lapindo juga masih perdebatan apakah itu bencana alam atau kesalahan manusia. Tapi yang jelas tanah Lapindo itu dibeli oleh Lapindo dengan harga mahal. Memang masih ada kekurangan, makanya pemerintah talangin dulu," Jawab JK.

"Buat Rosa, jadi pengelolaan perikanan juga perlu investasi besar. Salah satunya adalah pengadaan cold storage yang butuh pasokan listrik yang besar. Untuk itu kita akan bangun listrik 35.000 Mega Watt. Pasokan listrik yang kita miliki saat ini masih kurang," lanjut JK.


(bpn/ahy)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads