Takut Anaknya Di-Bully, Seorang Bapak Minta Saran Anies Baswedan

Takut Anaknya Di-Bully, Seorang Bapak Minta Saran Anies Baswedan

- detikNews
Minggu, 15 Mar 2015 14:22 WIB
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies R Baswedan.
Jakarta - Kasus bullying di sekolah membuat setiap orang tua yang menyekolahkan anaknya resah, tak terkecuali bagi Firman. Bapak yang anaknya masih kelas 3 SMP ini minta pendapat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan supaya bullying di sekolah dihentikan.

"Saya prihatin dengan berita bully, apa tindakan bapak menteri melihat fenomena ini di sekolah? Kalau saya punya usul, penjaga sekolah harus ketat awasi anak di sekolah. Saya miris pak, gimana anak di sekolah digituin sama kakak kelasnya," kata Firman yang bekerja sebagai penjaga loper kepada Anies Baswedan.

Anies saat itu usai memberikan sambutan dalam acara ulang tahun media Suara Pembaharuan di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Jakarta, Minggu (15/3/2015). Pertanyaan itu muncul saat dipersilakan panitia jika ada yang ingin bertanya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

โ€Ž"Benar sekali pak, tidak ada satupun orang tua yang mengirim anaknya ke sekolah berharap anaknya ikut dalam aktivitas bully, baik korban pelaku ataupun korban yang terkena tindakan," kata Anies memulai menjawab.

Menurut Anies, pelaku dan korban bully sama-sama sebagai korban, keduanya harus dididik. Anies mengatakan, masalah bully tidak saja petugas keamanan sekolah tapi juga kepala sekolah, guru, wali kelas, guru BP dan tentu orang tua.

"Wali kelas, kepala sekolah, guru BK harus buka mata dan telinga karena itu semua terlihat. Kalau kepala sekolah biarkan, bullying akan muncul terus. Kalau guru BK aktif, bully bisa diatasi," ujar mantan Rektor Paramadina itu.

"Jadi jelas kita minta kepala sekolah, guru BK, wali kelas pantau, karena terlihat kok. Kalau guru tahu peristiwa itu, gejala bully tidak muncul di ujung, dia โ€Žterlihat dan bisa diantisipasi. Begitu muncul panggil orang tuanya, bukan saja anak," kata Anies.

Anies juga mengingatkan kepada Firman yang anaknya masih di SMP, bahwa masalah bully juga tanggungjawab orang tua. Bahwa perilaku bullying bisa jadi karena masalah di keluarga atau rumaah.

"Karena kita temukan begitu banyak kekerasan di sekolah awalnya persoalan dari rumah, hanya tempat ekspresinya di sekolah. Jadi orang tua diajak bicara sehingga tak muncul peristiwa kekerasan, karena kita sering kali hanya fokus di akhir, ketika sudah ada korban," sarannya.

"Jadi mudah-mudahan dengan begitu anak kita nyaman di sekolah, pulang dapat ilmu pengetahuan dan perilaku yang baik," tutup Anies sambil senyum kepada si bapak yang dibalas senyum.

(iqb/erd)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads