"Pada tanggal 14 Maret 2015, pukul 21.30 WIB, Gugus Keamanan laut Armada Barat (GKBA) menerima informasi dari ibu Nurjanah pemilik kapal kayu dengan nama kapal Nurah yang berangkat dari Nongsa menuju ke Natuna membawa rombongan dari Kementerian kelautan mengalami kebocoran dan akan tenggelam," demikian laporan Pangarmabar Laksda TNI Taufiqurrahman kepada KSAL Laksamana Ade Supandi yang diteruskan oleh Kadispenal Laksma Manahan Simorangkir kepada detikcom, Minggu (15/3/2015).
Kapal tersebut mengalami kebocoran di utara Tanjung Tondan, Pulau Bintan. Sebanyak 12 penumpang dan 8 orang ABK menyelamatkan diri dengan menaiki liferaft dan sekoci karet. Atas laporan tersebut, TNI AL langsung menggerakan KRI Siribua yang sedang berada di Selat Singapura, KRI Barakuda yang berada di Selat Philips, KRI Pattimura yang berada di utara Batam, dan KRI Kalahitam yang untuk melakukan penyisiran mencari korban.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Korban selanjutnya dipindahkan ke KRI Pattimura untuk selanjutnya dibawa menuju Dermaga Batu Ampar, Batam. Ada 4 orang warga negara asing yang merupakan pakar dalam tim survei," kata Manahan.
Empat orang warga negara asing tersebut terdiri dari 1 WN Amerika Serikat dan 3 WN Australia. Meraka adalah Mark Van Nydeck Erdmann (Amerika), Gerald Robert Allen (Australia), Luna De Vantier (Australia), dan Emre Turak (Australia). KKP sendiri sebelumnya, diinformasikan Manahan, memang telah melaporkan ke pihak TNI AL bahwa akan melaksanakan kegiatan survei tersebut.
(ear/rvk)