Tarsono, warga RT 1 RW 2 Desa Karanglewas Kidul, Kecamatan Karanglewas, Banyumas, Jawa Tengah, ini mendapat kabar tersebut pada Kamis (12/3) kemarin. Kabar tersebut datang dari Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Cilacap dan hingga kini kapal yang kehilangan kontak pada 26 Februari lalu belum diketahui keberadaannya.
"Saya hanya berharap anak saya selamat dan pulang ke kampung halaman. Tapi kalau terjadi hal yang tak diharapkan itu bukan kehendak kami,β kata Tarsono dirumahnya, Sabtu (14/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menginjak tahun 2015, Wahyudi memutuskan bekerja di luar negeri. Bahkan, Wahyudi pamit dua hari sebelum berangkat sekitar tanggal 20 Februari. "Pak, Enyong mau ke luar negeri," kata Tarsono meniru ucapan anaknya saat itu.
Sebagai orang tua, Tarsono sempat kaget dan melarang agar Wahyudi tidak melanjutkan niatnya bekerja keluar negeri. Tapi jika Wahyudi tidak jadi berangkat, perusahaan yang akan mempekerjakan anaknya tersebut minta uang tebusan sebesar Rp 4 juta.
"Sudah dibawakan uang. Pinjaman dari saudara. Tapi malah sudah keburu berangkat. Anaknya memang kepingin berangkat. Pesan saya hati-hati saja karena dari Banyumas hanya dia seorang, sedangkan temannya dari Tegal yang dia kenal dari perusahan," jelasnya.
Dia pun mengenang kegigihan anaknya dalam bekerja, dan tak pernah menyusahkan orang tua. "Selama ini anak saya kerja sendiri. Orangnya ulet, saya tidak mau anak ngasih uang ke saya. Saya tak pernah meminta. Buat dia sendiri," kenangnya.
Dia menjelaskan jika PT Bima Samudra Bahari yang beralamat di Jl kurma I No 19 Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat Tegal sudah datang menemui keluarga tadi malam. Namun PT Bima Samudra Bahari meminta agar sabar menunggu.
"Dari PT tadi malam sudah ke sini, ada enam orang perwakilan yang datang. Mereka bilang agar saya sabar menunggu karena ini baru hilang kontak," ujarnya.
Sementara, menurut Kepala Desa Karanglewas Kidul, Sisworo mengatakan jika nanti malam akan diadakan doa bersama untuk Wahyudi agar segera dapat ditemukan dengan selamat. Selain itu pihaknya juga meminta agar PT Bima Samudera Bahari bisa cepat memberi kabar keadaan warganya tersebut.
"Harapannya Wahyudi bisa pulang dengan selamat. Yang penting diurus sampai yang bersangkutan bisa selamat. Kami tidak menuntut apa-apa. Hanya meminta agar PT Bima Samudera Bahari cepat melakukan tindakan untuk memastikan keselamatan Wahyudi," ungkap Sisworo.
Dari informasi yang dikumpulkan, kapal ikan asal Taiwan itu berisi 49 ABK. 21 di antaranya merupakan warga negara Indonesia (WNI). Adapun ABK terdiri dari kapten dan kepala teknisi mesin dari Taiwan bersama 11 warga China, 21 Indonesia, 13 Filipina, dan dua Vietnam.
(arb/aan)