Upaya itu diprediksi hanya bakal membuat citra DPRD DKI semakin tersudut di mata publik.
"Ini jadi blunder mereka. Harusnya cukup, sudah yang wajar-wajar saja kalau protes," kata peneliti Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Adji Alfarabi kepada detikcom, Jumat (13/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bukannya solusi tapi malah panjang. Pakai cara yang enggak nyambung dilihat publik. Ini dari awal kelihatan menurut saya mau jatuhin Ahok. Malah boomerang jadi senjata makan tuan buat mereka," sebutnya.
Selain itu, faktor gengsi para politisi DPRD ini yang enggan mengalah sudah menjadi alasan kuat sulitnya persoalan ini tak kunjung selesai. Hal ini ditambah karakter Ahok yang juga dikenal keras dan tegas.
"Kalau enggak kelar, kita semua loh yang rugi. (DPRD DKI) Melunak lah sedikit. Kalau mau angket silakan, tapi yang wajar. Ahok juga silakan, tapi komunikasi diperhalus," tuturnya.
Seperti diberitakan, politisi Gerindra yang juga Wakil Ketua DPRD DKI M Taufik menyebut arah hak angket untuk pemakzulan Ahok dari posisi Gubernur DKI.
"Insya Allah," kata Taufik saat ditanya kemungkinan pemakzulan Ahok, Jumat (13/3/2015).
Sebelumnya, hasil temuan terbaru Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA merilis kalau 60,77 persen publik (responden) percaya Ahok menjalankan pemerintahan yang bersih. Sementara hanya 22,65 responden yang percaya DPRD DKI menjadi mitra eksekutif yang bersih. Sedangkan, sisanya 16,58 persen tidak menjawab.
Survei ini dilakukan pada 2-4 Februari 2015, menggunakan sistem Quickpoll (smartphone LSI), metode multistage random sampling, dengan jumlah responden 1.200 orang se-Indonesia dan margin of error +- 2,9 persen.
(hat/bar)