Salah seorang perwira di lingkungan kepolisian menuturkan, mereka yang berangkat ke Suriah rela mengorbankan harta benda mereka agar tujuan 'hijrah' ke Suriah tercapai. Tidak hanya menjual motor atau mobil, namun juga rumah, tanah, atau sawah.
"Seperti keluarga seorang anak yang tengah bersama Abu Jandal (WNI di Suriah yang menantang TNI lewat Youtube-red), mereka menjual tanah dan rumah mereka untuk ke Suriah," tutur perwira menengah tersebut.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Yang terbaru adalah Ririn Andriani Sawir yang menghilang dari rumahnya di Lamongan bersama tujuh anaknya. Ririn dan anaknya adalah bagian dari 16 orang yang ditangkap polisi Turki saat berada di dekat perbatasan Turki-Suriah.
Istri dari Achsanul Huda ini menjual rumahnya di Desa Kandang Semangkon, Kecamatan Paciran, Lamongan, Jawa Timur, dua bulan lalu. Diduga biaya penjualan rumah digunakanya untuk ke Suriah. Sementara Achsanul Huda dikabarkan telah tewas di Suriah bersama Ustad Siswanto.
Huda yang merupakan famili dengan Dayah, tersangka teroris yang tewas ditembak Densus 88 Juli 2013 lalu, tercatat terbang pada Juli 2014.
Menko Polhukam Tedjo Edy Purdijatno pada Kamis (12/3) kemarin mengatakan bahwa para WNI tersebut terbang ke Suriah dan bergabung dengan ISIS karena berharap mendapat kehidupan lebih baik. Informasi yang diterima Tedjo, para WNI itu diiming-imingi gaji besar.
"Mereka bilang mau kehidupan lebih baik menurut syariah Islam. Bisa dari materi, gaji, saya nggak tahu. Tapi katanya dengar-dengar dapat gaji cukup besar, semua (barang) sudah dijual semua," tutur Tedjo di Istana Negara.
(ahy/nrl)