Meski begitu, menurut Menteri Perindustrian Saleh Husin, GM akan kembali dengan menggandeng Wuling dari Tiongkok. Mereka sudah menyiapkan lahan puluhan hektare di Karawang, Jawa Barat, dan siap berproduksi pada 2017. Bagaimana dengan Esemka? Akankah menjadi mobil nasional kebanggaan seperti halnya Proton di Malaysia?
βEsemka akan fokus diarahkan untuk memproduksi alat transportasi di pedesaan, perkebunan, dan pertambangan,β kata Saleh saat berbincang dengan majalah detik di ruang kerjanya, Rabu (4/3).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kenapa General Motors menutup pabriknya di Bekasi?
Kami baru mengundang pihak General Motors untuk mendapatkan informasi secara detail. Salah satu yang mereka sampaikan adalah memang produk yang mereka hasilkan untuk merek Spin kalah bersaing dengan produk sejenis merek-merek lain. Biaya produksinya cukup tinggi dan harga jualnya juga tinggi sehingga mereka kalah bersaing. Total kerugian mereka pada 2013-2014 hampir US$ 200 juta.
Tiap bulannya ada loss sekitar US$ 4 juta, sehingga GM Indonesia memutuskan menghentikan lini produksi Spin dan sekaligus menutup pabriknya di Indonesia. Tapi tidak menutup operasi GM secara keseluruhan di Indonesia, hanya yang memproduksi Spin di Bekasi. Mesin akan mereka pindahkan ke India.
Produk Spin GM salah masuk segmen?
Mungkinβ¦ mungkinβ¦. Juga karena tuntutan dari principal di Amerika begitu tinggi dan mereka tidak mampu memenuhi. Penutupan ini juga di Australia dan Thailand.
Sejauh mana dampaknya terhadap industri otomotif nasional?
Secara umum industri otomotif Indonesia sepanjang 2014 tetap kondusif, meskipun pertumbuhannya tidak seagresif 2013. Pertumbuhan industri alat angkutan 2014 sebesar 3,94 persen dengan jumlah produksi dalam negeri sebanyak 1,29 juta unit atau naik 7,5 persen dibanding produksi 2013 sebesar 1,2 juta unit.
Dari sisi penjualan, volume ekspor mobil produksi Indonesia pada 2014 sebesar 202 ribu unit atau naik 18,4 persen dibanding pada 2013 sebesar 170 ribu unit. Ini menunjukkan industri otomotif nasional semakin ekspansif ke pasar global. Pemerintah berharap dan terus mendorong agar tahun-tahun mendatang akan semakin banyak lagi yang diekspor.
Bagaimana nasib para karyawan GM?
Mereka (GM) akan bertanggung jawab secara penuh dengan mengikuti aturan-aturan ketenagakerjaan, memberikan 9-10 bulan gaji sebagai pesangon. Ada juga, dari sekitar 500 karyawan, 50-70 karyawan akan mereka tempatkan di distribusi dan usaha-usaha yang ada konektivitas dengan mereka. Karyawan yang terkena PHK ini sudah punya jam terbang dan pengalaman. Ada juga yang dididik sampai Amerika dan negara-negara lain. Jadi mereka pasti tidak kesulitan mendapatkan pekerjaan.
Kabarnya GM akan kembali berinvestasi dengan Tiongkok?
Benar, mereka akan bekerja sama dengan Wuling dari Tiongkok untuk memproduksi mobil jenis MPV. Wuling akan membangun pabriknya di sini, dan sudah membebaskan lahan sekitar 60 hektare di Karawang. Rencananya mulai berproduksi sekitar 2017 dengan kapasitas sekitar 150 ribu unit per tahun. Ini akan membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar. Mereka yang relationship-nya sudah bagus pasti diprioritaskan untuk dipekerjakan.
Pemerintah sendiri akan mengembangkan mobil nasional?
Kita tidak terjebak dengan istilah mobil nasional. Di negara mana pun juga, industri otomotif itu komponennya dari berbagai negara. Enggak mungkin bisa 100 persen dari satu negara. Istilah yang paling tepat adalah bagaimana kita mendorong agar pertumbuhan industri otomotif dengan penggunaan komponen lokalnya ini bisa terus tumbuh dan terus naik.
Di industri otomotif saat ini kan komponen lokal pada salah satu merek sudah bisa 30-80 persen. Kalau di sepeda motor sudah bisa sampai 95 persen. Ini kan luar biasa. Kalau kita dorong terus, semua industri otomotif bisa sampai 90 persen secara enggak langsung juga (mobil nasional). Ini kan cuma masalah istilah saja.
Tapi kan Presiden Jokowi pernah menyatakan bicara mobil nasional adalah Esemka. Bagaimana kelanjutannya?
Jadi bukan istilah mobil nasional. Saya juga ikut di rapat kabinet. Salah satu isunya adalah bagaimana mendukung dan membahas industri otomotif nasional, bukan mobil nasional. Rapat kabinetnya tidak bahas soal mobil nasional. Kebetulan juga dihadiri salah satu perwakilan dari Esemka. Salah satunya membahas angkutan di pedesaan, pertambangan, perkebunan.
Nah, ada pemikiran, angkutan di desa ini apakah tidak bisa kita produksi sendiri. Salah satu yang menjawab sanggup memproduksi itu ya Esemka. Ada juga merek yang lain. Tapi waktu itu yang menjawab Esemka. Mereka akan mau masuk dalam angkutan pedesaan, perkebunan, dan pertambangan. Tidak mungkin akan bersaing dengan industri otomotif yang sudah ada.
Akan ada insentif khusus untuk Esemka?
Insentif kita berikan sama ke seluruh industri otomotif. Tanpa melihat atau memberikan perlakuan khusus kepada perusahaan tertentu. Selama ini mindset-nya selalu lari ke mobil Timor. Padahal aturan-aturan kita sudah berubah. Tapi selalu orang kembali ke situ, (pikiran) kita ini selalu mundur dan ditarik ke belakang lagi. Akhirnya membuat kita tidak pernah bisa maju. Jadinya disalip negara-negara lain, kalah sama Thailand, Vietnam.
Kalau Proton?
Sama juga dengan industri otomotif yang lain. Mereka datang ke kita. Selama ini kita hanya baca di media, baru melakukan penandatanganan nota kerja sama untuk membuat feasibility study. Apakah mereka jadi investasi atau tidak, kita juga belum tahu. Kecuali kalau sudah datang, membebaskan lahan, bangun pabrik, baru kita bicarakan. Ini kan kita hanya membahas asumsi.
Saat ini Kementerian Perindustrian berfokus pada rasio dan tingkat komponen dalam negeri (TKDN). Mobil-mobil buatan Indonesia saat ini TKDN-nya 30-80 persen, sedangkan untuk sepeda motor 60-95 persen. Untuk dapat meningkatkan daya saing, sesuai dengan perkembangan teknologi dan tuntutan pasar internasional, pengembangan industri otomotif di Indonesia difokuskan pada kendaraan bermotor yang ramah lingkungan dan ekonomis.
Adapun dukungan yang diberikan adalah dalam bentuk insentif yang berpatok pada TKDN suatu produk mobil. Contohnya produk low cost green car (LCGC) yang telah mencapai minimal TKDN 80 persen sehingga dapat insentif berupa pembebasan PPnBM.
Semasa menjadi gubernur, Jokowi kan menolak kebijakan mobil murah karena bikin macet. Tidak akan ditinjau ulang?
Tetap jalan. Justru ekspornya yang paling tinggi. Komponen lokal LCGC juga tinggi. Perlu diingat, Desember nanti produk sejenis dari luar akan masuk. Ayo⦠mau kita matiin punya kita tapi dari Thailand boleh masuk bebas? National interest kita di mana? Industri yang ada tenaga kerja belasan ribu kita tutup, tapi produksi dari Thailand dan Vietnam boleh masuk.
Terkait industri pertahanan dalam negeri, sejauh mana dukungan pemerintah?
Mengenai industri alat pertahanan, memang benar, bila ditinjau dari sisi skala produksi, pasar dalam negeri tidak cukup untuk pengembangannya. Namun sektor ini perlu digarap kemandiriannya karena pertimbangan besarnya NKRI dan kebutuhan pertahanan dan keamanan yang sangat vital, bahkan kalau perlu menguasai teknologinya. Pasar dalam negeri harus mengakomodasinya meskipun secara finansial pada awalnya mungkin lebih mahal dari produk impor. Tapi, untuk pengadaan produk alat pertahanan, sebisa mungkin harus mengandalkan produksi dalam negeri.
*) Wawancara ini sudah dimuat di majalah detik Edisi 171, 9-16 Maret 2015
(pal/nwk)