"Enam eksportir sarang burung walet dari Indonesia telah diizinkan melakukan ekspor ke Tiongkok. Ekspor walet ini adalah salah satu terobosan mengurangi defisit neraca perdagangan RI-Tiongkok," ujar Duta Besar RI Soegeng Rahardjo dalam konferensi pers bersama di gedung KBRI Beijing di kawasan elite Chaoyang, Beijing hari ini.
"Melalui walet yang sehat, berkualitas tinggi dan aman untuk dikonsumsi ini, Indonesia adalah eksportir terbesar walet ke pasar Tiongkok," imbuh Dubes RI seperti disampaikan PLE Priatna, Wakil Kepala Perwakilan RI di Beijing melalui surat elektroniknya, Kamis (12/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bila ekspor walet, ikan dan sayuran organik bisa menembus pasar Tiongkok, target perdagangan tahun 2015 sebesar US$ 80 miliar tentu bisa terlampaui," tandasnya.
Tiongkok merupakan konsumen terbesar produk sarang burung walet. Indonesia bisa memenuhi 34% kebutuhan walet tersebut. Perlindungan konsumen dan keamanan pangan menjadi prioritas dalam bisnis makanan ini.
"Badan administrasi dan sertifikasi (CNCA) nasional Tiongkok telah memberi ijin 6 perusahaan atau eksportir walet Indonesia untuk menjual produk walet yang baik dan aman dikonsumsi ini memasuki pasar Tiongkok," kata Gu Shaoping, Direktur Jenderal Badan Registrasi, Akreditasi dan Sertifikasi (CNCA) Tiongkok, saat jumpa pers bersama tersebut.
Promosi ekonomi yang dilakukan KBRI Beijing secara terus-menerus perlu didukung secara sinergis oleh para pemangku kepentingan di tanah air, sehingga kita memiliki daya saing kuat untuk menembus pasar besar Tiongkok ini. Demikian disampaikan PLE Priatna mengakhiri surat elektroniknya.
(ita/ita)