"Enam orang dari kelompok itu ada kaitan dengan jaringan teror di Indonesia," kata eks Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Ansyaad Mbai saat dihubungi, Kamis (12/3/2015).
Namun, purnawirawan inspektur jenderal polisi itu menolak menyebut sel atau jaringan mana yang dimaksudnya itu.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ansyaad mengatakan, guna menangkal terus berulangnya orang-orang dari Indonesia berangkat ke Suriah yang tengah bergolak perang itu, sudah seharusnya pemerintah menerapkan ancaman mencabut kewarganegaraan mereka yang bergabung dengan ISIS.
"Harus tegas terapkan undang-undang yang ada, cabut kewarganegaraan mereka," kata Ansyaad.
Pengungkapan warga negara Indonesia yang hendak ke Suriah ini bukan pertama kali terjadi. Sebelumnya, ada 12 WNI pro-ISIS yang gagal berangkat setelah satuan khusus antiterorisme Polis Diraja Malaysia mencurigai tujuan mereka ke Suriah untuk bergabung dengan ISIS.
Satu rombongan itu diindikasikan terlibat jaringan teror CIMB Niaga Medan 2010 lalu, Muhamad Shibghotulloh. Setelah itu, Polda Metro Jaya mengamankan enam orang yang hendak ke Suriah. Penyidik saat itu menemukan beberapa paspor palsu yang digunakan ke sana.
Kemarin, kepolisian Turki menahan 16 orang WNI yang berada di perbatasan Suriah. Mereka diduga hendak menyeberang ke negara yang tengah berkonflik tersebut. Saat ini mereka ditahan di penampungan.
(ahy/nrl)