Gagat ditunjuk bersama 3 temannya. Mereka dipilih karena pernah membuat e-budgeting untuk Pemkot Surabaya, kota pertama di Indonesia yang menggunakan e-budgeting.
"Nah kalau kita mau tender lelang, sistem e-budgeting dilelang, kita juga takut. Kita ingin sistem kami dipegang siapa. Makanya saya putuskan sistem ini yang pegang Badan Pengelola Keuangan dan Aset Daerah (BPKAD), kita punya IT juga. Tapi siapa tenaga ahlinya? Kita undanglah yang dari Surabaya, salah satu yang bikin Pak Gagat," kata Ahok di Balai Kota, Jl Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Kamis (12/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kamu kasih tahu kita bagaimana sistemnya. Tapi yang pegang sistem semua kami. Jadi kasarnya, sistem e-budgeting yang bikin itu BPKAD. Cuma ngundang tenaga ahli," ucapnya.
Ahok menjelaskan, e-budgeting murni milik BPKAD Pemprov DKI. Pihaknya juga tidak melakukan lelang.
Ahok berterimakasih pada Gagat dan rekan-rekannya. Meskipun sistem e-budgeting dikritik DPRD karena khawatir tenaga ahli seperti Gagat dan rekan-rekannya dapat mengambil rahasia Pemprov DKI.
"Kalau dibilang akan ambil rahasia kita, apa yang mau diambil? Saya mau buka semua! Nggak ada rahasia," tutur Ahok yang baru sembuh dari sakit DBD ini.
(nik/nrl)