Kasus ini menjadi bukti bahwa otoritas Prancis tidak hanya mengadili orang-orang yang langsung terlibat jihad ke Suriah atau yang hendak bergabung dengan militan asing, termasuk ISIS. Namun juga para pendukung yang membantu pelaku jihad meninggalkan Prancis. Demikian seperti dilansir Reuters, Rabu (11/3/2015).
Pria bernama Riad Ben Cheikh (41) yang berprofesi sebagai operator crane ini, membantah dakwaan terorisme yang dijeratkan padanya. Ben Cheikh bersikeras dirinya tidak bermaksud membantu mendukung jihad, melainkan hanya membantu orang yang disebutnya 'saudara seagama' di Suriah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Jika melihat ke belakang, seharusnya saya tidak pernah membantunya," ucap Ben Cheikh menyesali perbuatannya.
Dalam persidangan, Ben Cheikh mengakui dirinya membayar separuh biaya hotel ABG tersebut di kota Lyon, Prancis serta perjalanannya dengan mobil ke bandara di mana polisi Prancis kemudian mengamankannya.
Pengadilan menyatakan Ben Cheikh bersalah atas dakwaan ikut serta dalam konspirasi aksi terorisme dan penculikan anak di bawah umur. Ayah dari tiga anak ini divonis 3 tahun penjara oleh pengadilan.
Keberadaan remaja putri yang terlibat kasus ini masih misterius. Setelah diamankan polisi dan ditempatkan di penampungan, remaja ini melarikan diri. Jaksa menyebut remaja ini pergi ke Belgia dan bertemu dengan pelaku jihad di sana hingga kemudian hamil.
ABG ini berhasil ditangkap kembali dan dibawa ke penampungan di Prancis, namun lagi-lagi dia berhasil kabur. Jaksa menduga, saat ini si remaja telah berada di wilayah Suriah.
(nvc/ita)