Pesawat Royal Air Force yang ditumpangi oleh insinyur penerbangan John Thompson menghilang pada Oktober 1944 silam. Selama beberapa dekade, keluarganya termasuk sang istri sama sekali tidak mengetahui keberadaan Thompson.
"Hari ini, saudara laki-laki saya pulang ke rumah," ucap Dorothy Webster (93) yang merupakan saudara perempuan Thompson, sambil berlinang air mata, seperti dilansir AFP, Selasa (10/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kami hanya mengetahui bahwa dia bertugas di suatu lokasi di wilayah Libya atau Italia, tidak lebih. Suatu hari dia datang kepada kami untuk mengenalkan istrinya dan segera dia pergi lagi," terang keponakan Thompson, Alan Webster (63).
Istri Thompson, Joyce telah meninggal dunia karena kanker tahun 1993 lalu, pada usia 70 tahun. Joyce sempat menikah lagi selang 2 tahun setelah Thompson dinyatakan hilang. Thompson dan Joyce baru menikah selama 6 bulan ketika Thompson menghilang.
Pesawat pengebom Halifax milik Royal Air Force yang ditumpangi Thompson, jatuh di wilayah pegunungan dekat Martanesh, yang berjarak 60 kilometer dari ibukota Tirana, Albania. Tujuh awak pesawat tersebut tidak pernah diketahui nasibnya.
Keberadaan pesawat dan nasib awaknya menjadi misteri hingga tahun 1960. Seorang warga desa bernama Jaho Cala dari lokasi hilangnya pesawat, menemukan potongan jari dengan cincin masih terpasang ketika mencari kayu bakar. Cincin itu memiliki inisial J&J yang merupakan kependekan dari Joyce&John.
"Tidak jauh dari lokasi, ada beberapa bagian seperti pesawat, tapi kami tidak berani melaporkannya, karena masa itu masa diktator (pemimpin komunis Enver Hoxha)," terang anak Jaho Cala, Xhemil (63) kepada AFP.
"Ayah saya dengan hati-hati menyimpan cincin ini dan sebelum meninggal, dia memohon kepada saya untuk mencari pemiliknya," imbuhnya.
Xhemil berusaha keras mewujudkan keinginan terakhir sang ayah, hingga akhirnya dia terhubung dengan Kedutaan Besar Inggris. Cincin kawin itu pun sampai ke tangan keluarga Thompson.
(nvc/ita)