Presiden AS Barack Obama telah menandatangani dan mengeluarkan perintah eksekutif ini. Keputusan AS ini jelas akan semakin meningkatkan ketegangan antara Washington dan Caracas.
Seperti dilansir kantor berita Reuters, Selasa (10/3/2015), Presiden Venezuela Nicolas Maduro pun geram atas sanksi AS tersebut dan menyebutnya sebagai upaya untuk menggulingkan pemerintahannya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menutrut Gedung Putih, perintah sanksi ini menargetkan orang-orang yang tindakannya merusak proses demokrasi atau institusi, telah melakukan aksi-aksi kekerasan ataupun pelanggaran HAM, terlibat dalam pelarangan kebebasan berekspresi ataupun pejabat-pejabat pemerintah yang terlibat dalam korupsi publik.
"Para pejabat Venezuela terdahulu dan sekarang yang melanggar HAM warga negara Venezuela dan terlibat dalam aksi-aksi korupsi publik, tak akan disambut di sini, dan kami kini punya cara untuk memblokir aset-aset mereka dan penggunaan sistem keuangan AS mereka," ujar juru bicara Gedung Putih, Josh Earnest dalam statemennya.
"Kami sangat prihatin akan upaya-upaya pemerintah Venezuela untuk meningkatkan intimidasi atas lawan-lawan politiknya. Masalah-masalah Venezuela tak bisa diselesaikan dengan mempidanakan perbedaan pendapat," tandasnya.
Gedung Putih juga menyerukan otoritas Venezuela untuk membebaskan semua tahanan politik, termasuk puluhan mahasiswa.
(ita/ita)