Seperti dilansir Reuters, Senin (9/3/2015), dua dari lima orang yang ditangkap terkait kasus ini, dikawal masuk ke ruang pengadilan di Moskow pada Minggu (8/3) waktu setempat. Mereka dikawal polisi berpenutup wajah yang memegang erat lengan kedua pelaku.
Otoritas Rusia sebelumnya hanya menyebut mereka menangkap dua pelaku pembunuhan Nemtsov, yakni Zaur Dadayev dan Anzor Gubashev. Namun kemudian diungkapkan, ada lima pelaku yang ditangkap terkait kasus ini. Tiga pelaku lainnya ialah Shagid Gubashev, saudara Anzor, kemudian Ramzan Bakhayev dan Tamerlan Eskerkhanov
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Secara terpisah, pemimpin etnis Chechnya, Ramzan Kadyrov menyebut salah satu pelaku, yakni Zaur Dadayev merupakan mantan polisi. Dadayev yang seorang muslim saleh ini, sangat marah atas karikatur Nabi Muhammad yang dipublikasikan surat kabar Prancis, Charlie Hebdo.
Sedangkan Nemtsov yang seorang liberal, membela karikatur itu sebagai kebebasan berekspresi. Pekan lalu, otoritas Rusia sempat menyelidiki keterlibatan militan dalam pembunuhan Nemtsov.
"Semua yang mengenal Zaur, bisa memastikan bahwa dia muslim yang taat dan dia terkejut atas tindakan Charlie dan komentar yang mendukung publikasi kartun tersebut," tutur Kadyrov dalam pernyataannya.
Kadyrov menyebut Dadayev sebagai patriot sejati Rusia yang telah banyak menerima medali untuk keberaniannya. Ditambahkan Kadyrov, Dadayev akhirnya mengundurkan diri dengan alasan yang tidak jelas.
Hakim Mushnikova menyebut, Dadayev telah mengakui keterlibatannya dalam kasus ini. Namun bukti-bukti yang ada semakin memperkuat dugaan keterlibatan Dadayev.
"Terpisah dari pengakuannya, keterlibatan Dadayev dalam kasus ini telah dikonfirmasi oleh bukti-bukti yang dikumpulkan sebagai bagian dari penyelidikan kasus ini," sebut hakim Mushnikova dalam persidangan.
Nemtsov (55) tewas ditembak 4 kali di bagian punggungnya pada 27 Februari lalu. Saat kejadian, Nemtsov sedang berjalan kaki bersama kekasihnya di jembatan, yang terletak tidak jauh dari Kremlin, istana kepresidenan Rusia.
Netmsov dikenal sebagai tokoh oposisi terkemuka di Rusia dan pengkritik Putin selama 15 tahun pemerintahannya. Nemtsov yang pernah menjabat Wakil Perdana Menteri Rusia pada era Boris Yeltsin ini, sempat mengutarakan kekhawatiran dirinya akan dibunuh.
(nvc/ita)