Saat mengawali pidato budaya bertajuk 'Tahun Penentuan Bagi Perempuan Indonesia' di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki, Jl Cikini Raya, Jakarta, Minggu (8/3/2015) kemarin, Mega menyapa satu per satu menteri kabinet kerja dan menegaskan persetujuannya terhadap sosok-sosok tersebut.
"Jadi Bu Susi ini kalau ketemu saya cium pipi kiri dan kanan lalu menceritakan ikan dan laut, nanti-nanti lama-lama Mbak Susi jadi putri duyung," canda Mega disambut senyum menteri Susi.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mega kemudian menyebut nama menteri perempuan lainnya. Mega menyapa Khofifah Indar Parawansa yang disebut diusulkannya jadi Mensos. Dia juga menyebut menyetujui pengusulan Siti Nurbaya menjadi Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup.
"Saya juga mengusulkan beliau dan saya bilang sangat setuju sekali beliau jadi Menteri Sosial. Ini harusnya kerjaan laki-laki tapi saya setuju Ibu Siti Nurbaya (jadi Menhut), bukan dengan maksud diskriminasi tapi selalu kurang berhasil melindungi hutan, mudah-mudahan kali ini berhasil," kata Mega memuji dua menteri kabinet Jokowi itu.
Klaim Mega tak hanya di situ saja. Mega juga menyebut dirinyalah yang meminta Jokowi menolak memberikan grasi untuk para terpidana kasus narkoba. Tentu saja isu ini sedang seksi saat ini di tengah protes sejumlah negara terkait rencana eksekusi hukuman mati.
"Saya bicara dengan Pak Presiden untuk masalah mereka yang terhukum masalah narkotik, yang menjual dan sudah dihukum mati, jangan dikasih grasi karena ini adalah hak hukum Indonesia," ujar Mega.
Lalu benarkah semua kebijakan Jokowi atas andil Megawati, ataukah itu hanya cara Jokowi mengambil hati Ketum PDIP itu?
(van/trq)