Ganjar mengatakan pihak Pemerintah Provinsi Jawa Tengah masih terus berkomunikasi dengan Kementerian Luar Negeri terkait perkembangan hilangnya empat warga Solo tersebut.
"Itu dipantau terus, karena di wilayah Turki, maka Turki yang berkewajiban untuk menjaga, dalam arti mencari dari titik ke titik lain atau sudah keluar dari Turki. Komunikasi terus dilakukan, dari Kemlu bagus sekali karena memberikan update kepada Jawa Tengah. Mudah-mudahan bisa pantau terus," kata Ganjar di kantornya, Senin (9/3/2015).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pemerintah terpaksa mengecek satu persatu yang ke tujuan daerah tertentu atau dekat dengan daerah tertentu itu," tandasnya.
Pihak penyedia jasa tour and travel juga diharapkan lebih hati-hati dan teliti agar perjalanannya tidak digunakan sebagai modus perginya warga ke negara lain yang nantinya memisahkan diri dari rombongan.
"Saya juga minta maaf dari pemerintah karena akan sedikit hati-hati dalam arti untuk memverifikasi data itu sehingga tidak lagi, mohon maaf istilah saya, "kecolongan". Kemungkinan orang bisa jadikan modus dengan cara pergi dan sampai sana memisahkan diri," terang politisi PDIP itu.
Diketahui dari 16 WNI yang hilang di Turki, empat di antaranya warga Solo yang masih sekeluarga. Mereka adalah Hafidz Umar Babher dan Fauzi Umar, Istri Hafidz, Soraya dan anaknya, Hamzah.
Keluarga itu tercatat sebagai warga Kelurahan Gajahan, Solo, namun mereka sudah pindah dari sana dan belum mengurus surat pindah domisili. Warga di sekitar tempat tinggal keluarga tersebut tidak terlalu tahu aktivitas mereka selama tinggal di sana.
(alg/try)