ICW: Perusahaan Pemenang Tender UPS Pemain Lama di Pemprov DKI

ICW: Perusahaan Pemenang Tender UPS Pemain Lama di Pemprov DKI

- detikNews
Senin, 09 Mar 2015 12:48 WIB
Jakarta - Indonesia Corruption Watch (ICW) memaparkan penelusuran sementara dugaan penyimpangan dalam proyek pengadaan Uninterruptible Power Suplly (UPS) dalam APBD DKI tahun anggaran 2014. ICW menyebut 39 perusahaan pemenang lelang adalah pemain lama di lingkungan Pemerintah Provinsi DKI dari 2012.

"Dari penulurusan untuk rekanan yang mendapat proyek UPS adalah 39 perusahaan pemain lama dari 2012-2014. Total jumlah proyek yang mereka menangkan ada 197 paket, total nilai anggaran Rp 875,871 miliar," kata Program Manager Divisi Monitoring Anggaran ICW, Firdaus Ilyas di kantornya, Jl Kalibata Timur IV/D No. 6, Jakarta Selatan, Senin (9/3/2015).

Dia mencontohkan kejanggalan pengadaan UPS 2014 yang direalisasikan sebanyak 51 paket. Dengan rinciannya 49 paket (Rp 6 miliar/paket) untuk sekolah menengah atas atau kejuruan. Sisanya, 1 paket untuk Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah senilai Rp 6 miliar. Sementara, untuk RSUD Cengkareng ada 1 paket dengan nilai Rp 1,37 miliar.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Apakah rumah sakit atau sekolah yang lebih membutuhkan? Unit pelayanan gawat darurat di rumah sakit jauh lebih prioritas dibandingkan sekolah soal alat penstabil daya. RSUD Cengkareng Rp 1,37 miliar beda dengan sekolah yang Rp 6 miliar," sebutnya.

Latar belakang sebagian besar perusahaan pemenang tender UPS juga dinilai meragukan. Perusahaan yang memenangkan tender tidak punya keahlian namun bisa memenangkan proyek.

"Ini contoh saja ada direktur perusahaan yang rangkap jabatan ke perusahaan lain dalam lelang. Ada yang fiktif karena alamatnya tak ditemukan," sebutnya.

Selain itu, Firdaus menambahkan kalau proyek pengadaan UPS hanya bagian kecil dari ribuan kegiatan pengadaan barang dan jasa pada dinas serta sudin pendidikan DKI Jakarta yang bermasalah. Dari penulusuran, dalam proyek pengadaan di sektor pendidikan, diduga sarana yang bermasalah seperti alat scanner dan printer 3D, Colaboration Active Classroom (CAC), alat digital education classroom.

"Dari realisasi kegiatan yang diduga bermasalah (siluman) sebanyak 48 mata anggaran siluman. Ini rawan dikorupsi," tuturnya.

(hat/bar)



Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Ajang penghargaan persembahan detikcom dengan Kejaksaan Agung Republik Indonesia (Kejagung RI) untuk menjaring jaksa-jaksa tangguh dan berprestasi di seluruh Indonesia.
Hide Ads